Kisah Inspiratif
Mahasiswa UGM Ciptakan Sabun Berbahan Alpukat hingga Berbagai Pengolahan Produk Alpukat
Alpukat sendiri sangat kaya akan lemak dan vitamin, sehingga akan menghasilkan sabun yang melembabkan dan menutrisi kulit
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keterbatasan kuliah kerja nyata pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) yang harus dilaksanakan secara daring di tengah pandemi, tak menyurutkan ide kreatif sekelompok mahasiswa UGM.
KKN-PPM UGM Periode I Tahun 2021 telah dijalankan oleh para mahasiswa peserta sejak 8 Maret 2021 lalu.
Mahasiswa dilepaskan secara daring ke desa-desa mitra selama enam minggu hingga penarikannya pada 26 April 2021 mendatang.
Di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, SS, MA, MM, CHE, kelompok bimbingannya menfokuskan program kerja kepada buah alpukat.
Baca juga: Mahasiswa UGM Lebih Minati Metode Kuliah Blended Learning
Mulai dari pengadaan bibit, sosialisasi mengenai hukum, ekonomi, dan kesehatan terkait perkebunan alpukat, hingga pelatihan pengolahan alpukat menjadi produk usaha.
Desa Ngoro’oro menjadi lokasi kerja kelompok KKN-PPM ini.
Tepatnya terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
"Dengan berdasar pada visi Desa Ngoro’oro untuk menjadi sentra alpukat dalam beberapa tahun mendatang dan tema unit terkait pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan ekowisata, maka para mahasiswa kelompok kami memfokuskan pada pengembangan komoditas alpukat," ujar Ghifari.
Seorang mahasiswi peserta kelompok KKN-PPM UGM ini, Elenvia Firsty Karno, terinspirasi untuk mengadakan pelatihan pengolahan alpukat.
Didukung dengan pengalamannya dalam membuat sabun organik hingga akhirnya merintis bisnis kecil dengan nama Avanee yang menjual sabun buatan tangan berkualitas, ia pun membagikan pengetahuan dan kemampuannya kepada warga desa untuk membuat sabun menggunakan bahan dasar buah alpukat dan minyak alpukat.
Pelatihan pembuatan alpukat diadakan secara daring melalui Google Meet pada 10 April 2021.
Baca juga: Ciptakan Alat untuk Tingkatkan Produktivitas Petani, Dosen FTP UGM Raih Hermes Award 2020
Sebelum diadakannya sesi daring, Elenvia membagikan terlebih dahulu video prosedur pembuatan sabun alpukat dan booklet berisi materi terkait kepada warga peserta.
Dengan harapan warga bisa mendapatkan gambaran besar dari pembuatan sabun organik berbahan alpukat.
"Sesi daring berlangsung selama hampir 50 menit, berisi mengenai penjelasan mengenai manfaat, bahan, peralatan, hingga langkah-langkah pembuatan sabun organik," jelas Elenvia.