Berita Kesehatan
Ini Efek Buruk yang Akan Terjadi Jika Berlebihan Minum Obat Pereda Sakit Kepala
Obat sakit kepala yang umum adalah jenis obat analgesik yang merupakan obat pereda nyeri yang sering dikonsumsi untuk mengurangi sakit kepala.
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Juga, menghindari pemicu seperti kafein, dehidrasi, rasa lapar, kurang tidur, dan paparan teknologi yang dapat memicu munculnya gejala.
Obat-obatan tertentu dapat dihentikan sekaligus, sementara ada obat lain yang lebih baik jika dikurangi secara bertahap.
Untuk beberapa orang yang menggunakan obat yang dikombinasikan dengan butalbital di dalamnya, obat ini dapat menyebabkan kejang, dan oleh karena itu mereka mungkin memerlukan bantuan seorang praktisi kesehatan dalam pengaturan klinis.
Gejala yang terjadi setelah minum obat dengan butalbital biasanya adalah lekas marah, diare, mual dan kecemasan, terutama ketika butalbital dicampur dengan opioid.
Oleh karena itu, yang terbaik adalah menghindari pengobatan dan belajar untuk mengatasi sakit kepala dengan cara yang lebih natural.
Penting juga untuk memberi tahu dokter jika obat sakit kepala perlu diminum lebih dari dua hari dalam seminggu.
Batasi asupan menjadi kurang dari 10 hari sebulan jika diperlukan.
Jika merasa sakit kepala bertahan lebih dari empat hari, hubungi dokter dan segera memeriksanya.
Cara Meredakan Sakit Kepala Tanpa Menggunakan Obat yang Dianjurkan Para Ahli
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia adalah kondisi terdapatnya rasa sakit di kepala, kadang di leher bagian belakang leher atau punggung bagian atas.
Gangguan sakit kepala sekilas memang terlihat sebagai suatu masalah yang sepele, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas.
Ada banyak cara untuk mengatasi serangan sakit kepala, salah satunya dengan minum obat pereda nyeri.
Namun ada pula beberapa cara alternatif yang bisa Anda gunakan untuk mengusir penderitaan akibat sakit kepala.
Berikut cara meredakan sakit kepala tanpa menggunakan obat sebagaimana yang disarankan oleh para peneliti kesehatan :
- Biofeedback
Studi menunjukkan, biofeedback sangat efektif untuk mengatasi migrain dan ketegangan di kepala. Sebuah analisis terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Headache menunjukkan terapi perilaku, seperti biofeedback, lebih hemat biaya dibandingkan pemberian resep obat.
- Akupunktur
Sebuah analisis oleh para ahli yang dikenal sebagai Cochrane review menemukan, akupunktur dapat membantu mencegah migrain akut dengan lebih sedikit efek samping. Bukti juga menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu orang dengan sakit kepala kronis
- Pijat
Untuk pertolongan sementara sakit kepala, Anda bisa mencoba untuk menggosok pelipis atauleher, punggung, kepala, atau bahu. "Anda akan merasa lebih baik sementara waktu, tapi kemudian Anda harus melakukannya lagi," kata Salwa H. Hanna, MD, pemilik dan direktur medis dari Headache Clinic of Denver.