Update Corona DI Yogyakarta
Dinkes Gunungkidul Ungkap Dua Warga Meninggal Dunia dari Klaster Panggang
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul akhirnya membuka data terkait jumlah warga yang terpapar COVID-19 dari dua klaster.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul akhirnya membuka data terkait jumlah warga yang terpapar COVID-19 dari dua klaster.
Adapun keduanya berada di Kalurahan Giriharjo, Panggang dan Kalurahan Getas, Playen.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengungkapkan sebanyak 370 orang ditelusur (tracing) oleh petugas Puskesmas hingga Senin (19/04/2021) lalu. Mereka terkait dengan layatan di Panggang.
Baca juga: Juventus, Inter Milan dan AC Milan Masih Ingin Main di Serie A
"37 dari 370 orang tersebut lantas menjalani tes PCR," ungkap Dewi pada wartawan, Selasa (20/04/2021).
Berdasarkan hasil uji laboratorium, 34 dari 37 sampel swab PCR yang diambil dikonfirmasi positif COVID-19.
Adapun dua diantara puluhan kasus positif tersebut meninggal dunia.
Dewi mengungkapkan 370 warga tersebut baru sebagian dari hasil penelusuran. Sebab pihaknya menargetkan sebanyak 665 warga yang terlibat klaster Panggang untuk ditelusur.
Ia juga melaporkan sebanyak 44 orang warga Getas, Playen sudah menjalani pengambilan swab hingga kemarin.
Adapun sebelumnya mereka terlibat dalam kegiatan hajatan setempat.
"Hasilnya 32 positif, dari 44 yang di-swab," ungkapnya.
Menurut Dewi, sebagian besar warga terkonfirmasi positif tersebut menjalani isolasi mandiri. Sebab kebanyakan di antaranya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
Terkait kasus baru COVID-19 dari dua klaster ini, ia menilai masyarakat mulai jenuh dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Hal ini membuat angka kasus baru kembali meroket.
"Masih harus diperkuat lagi (kepatuhan) prokesnya," ujar Dewi.
Baca juga: Jadwal Final Piala Menpora 2021 Persija Jakarta vs Persib Bandung, Digelar 2 Leg di Sleman dan Solo
Sebelumnya, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan akan berkoordinasi dengan seluruh Lurah. Tujuannya untuk kembali memperkuat prokes di masyarakat.
Ia menilai kegiatan sosial masyarakat seperti hajatan dan sebagainya tetap bisa dilakukan. Asalkan penerapan prokes dijalankan dengan ketat.
"Sebenarnya prokes ini jadi kunci paling penting di masyarakat. Itu saja," kata Sunaryanta.
Ia juga akan meminta dukungan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk berkoordinasi dengan Kalurahan setempat. Khususnya dalam memantau kepatuhan prokes pada warga. (alx)