Pengawasan Mudik di Tingkat RT dan RW, Padukuhan Tumut di Sleman Pastikan Skrining Pemudik
Padukuhan Tumut, Sumbersari, Moyudan, Sleman akan mengikuti perintah dari Pemda DIY untuk melakukan skrining pemudik yang masuk ke wilayahnya
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY meminta pemerintah desa selevel RT dan RW untuk ikut mengawasi pemudik yang memasuki wilayahnya.
Salah satu caranya dengan melakukan pemeriksaan dokumen bebas Covid-19. Hal itu dibuktikan melalui hasil pemeriksaan negatif tes antigen, PCR, maupun GeNose.
Padukuhan Tumut, Sumbersari, Moyudan, Sleman akan mengikuti perintah dari Pemda DIY untuk melakukan skrining pemudik yang masuk ke wilayahnya.
“Kami sudah meminta Ketua RT untuk mengawasi para pemudik agar membawa surat tes rapid dan memastikan pemudik terbebas dari Covid-19,” ungkap Dukuh Tumut, Siyamtoro kepada Tribun Jogja, Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Bumi Berkekuatan 6,7 SR Berpusat di Malang, Terasa Sampai DI Yogyakarta
Ia mengatakan, pemudik tidak perlu isolasi mandiri 14 hari.
Namun, jika ada keluhan, mereka diwajibkan untuk mengisolasi diri guna mencegah penyebaran virus corona.
Menurutnya, pemudik yang menuju Padukuhan Tumut banyak berasal dari Jakarta, Surabaya dan Tangerang.
Banyak dari warganya yang memang merantau ke daerah industri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
“Jadi, dari Ketua RT masing-masing sudah ada laporan sendiri kalau ada warga mudik ke RT-nya. Kami ada 11 RT di sini dengan 1.300-an warga,” ungkapnya lebih lanjut.
Baca juga: Kumpulan Doa Saat Hujan, Jangan Lupa Selipkan Keinginanmu di Waktu Mustajab Berdoa Ketika Hujan
Ketua RT itu akan meminta data lengkap dari pemudik melalui format yang telah disediakan.
Jika ada 2-3 orang pemudik yang datang, maka semua harus dimintakan data untuk dilaporkan ke gugus tugas Covid-19 di Desa Sumbersari.
“Pak atau Bu RT juga nanti berkoordinasi dengan saya untuk kedatangan para pemudik. Jangan sampai menimbulkan klaster Covid-19 baru,” tandasnya. (ard)