Wawancara Eksklusif
Yayasan Beringharjo Inisiatif Indonesia, Ajak Pedagang Pasar Naik Kelas dengan Digitalisasi
Mereka bisa tidak hanya membidik pasar lokal, tapi juga mancanegara. Untuk itu, Yayasan Beringharjo Inisiatif Indonesia didirikan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Semar School ini bukan sekolah formal, tapi non formal. Kami memberikan pengetahuan praktis kepada para pedagang untuk menghadapi lingkungan bisnis daring.
Yang kami yakini, lingkungan bisnis ini kan akan jadi keniscayaan di masa yang akan datang.
Maka, kami merekrut relawan untuk membantu para pedagang di pasar menjual barang dagangannya secara daring.
Relawan itu akan mendata produk, melakukan kurasi, foto produk dan desain grafis.
Mereka juga mendesain produknya, kemasannya, membantu pemahaman tentang digital marketing dan manajemen rantai pasok.
Dari sini, harapannya kan pedagang punya jejaring online yang kuat.
Bagaimana progres edukasi tersebut?
Kalau ditanya progres, kami ini hitungannya relawan yang baru satu tahun berdiri. Modal kami hanya percaya diri saja, cuma itu.
Namun, saya melihat bahwa ada cukup banyak pedagang di Pasar Beringharjo yang mulai mengemas produk mereka dengan baik dan memasarkannya di media sosial.
Medianya masih milik mereka sendiri, seperti Instagram dan Facebook. Sedikit-sedikit mereka pede, karena memang paling sulit adalah mengubah sudut pandang.
Sampai tahun 2021 ini, kami juga berprinsip apapun harus jalan dulu. Banyak rencana kalau tidak dijalankan kan buat apa
Bagaimana dengan respons pembeli?
Pembeli ini jadi salah satu hal krusial ya dalam hal transaksi. Ada pedagang tidak ada pembeli sama saja.
Ada pedagang maju, pembelinya tidak kan juga sama saja. Lantas bagaimana itu?
Kami mulai menciptakan pasar-pasar ke institusi yang memang punya dana untuk membeli produk UMKM, seperti pemerintah, bank, Bank Indonesia.