Densus 88 Kembali Geledah Rumah di Jotawang Bantul, Tak Ada Senjata Maupun Bahan Peledak
Kali ini, Densus 88 kembali melakukan penggeledahan di sebuah rumah di RT 08, Kampung Salakan Jotawang, Padukuhan Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri kembali melanjutkan operasi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, Densus 88 melakukan penggeledahan di Widoro dan Segoroyoso, Bantul serta di Berbah Kabupaten Sleman.
Kali ini, Densus 88 kembali melakukan penggeledahan di sebuah rumah di RT 08, Kampung Salakan Jotawang, Padukuhan Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul.
Baca juga: Sambangi Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Empat Hal ini Jadi Bahasan AHY dan Haedar Nashir
Rumah tersebut milik seseorang berinisial DK (39).
Penggeledahan berlangsung sekitar 4 jam.
"Mulai pemeriksaan sekitar habis Dzuhur, jam 12.00 WIB. Selesainya jam 16.00 WIB," kata Handoyo, ketua RT 08 Padukuhan Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Sabtu (3/4/2021) petang.
Handoyo menjadi orang yang diminta oleh aparat, untuk menjadi saksi dalam penggeladahan tersebut.
Menurutnya, seusai penggeledahan, ada sejumlah barang yang dibawa.
Ia tidak hafal semuanya. Namun seingat dia, ada buku, banner, rompi, HT, handphone, flashdisk, kepingan VCD hingga kamera digital.
Barang-barang tersebut dibawa dengan dimasukkan dalam tiga kantong plastik besar.
"Paling banyak (yang dibawa) buku-buku. Bahan peledak dan senjata tajam tidak ada," tuturnya.
Handoyo menambahkan, saat proses penggeledahan, DK, tidak berada di kediamannya.
Di dalam rumah, kata dia, hanya ada istrinya, yaitu SSY.
Proses penggeledahan, didampingi oleh Psikolog dari Polwan.
Saat pemeriksaan, menurut dia, istri DK terlihat kooperatif.
Selalu menjawab ketika aparat menanyakan kepemilikan sejumlah barang di rumahnya.
Dijelaskan, DK sebenernya asli warga Batang, Jawa Tengah.
Sementara istrinya, berasal dari Gorontalo.
Namun secara administratif, pasangan suami-istri itu, sudah menjadi warga Padukuhan Jotawang.
Mereka sudah lama tinggal dan belum memiliki anak.
"Membeli rumah dan tinggal di sini, sejak tahun 2008," bebernya.
Dukuh Jotawang, Bangunharjo, Sewon Bantul Arintoko SE menceritakan, warganya yang bernama DK, secara kepribadian baik.
Sering tegur sapa ketika bertemu.
Ia menilai, DK di kampungnya tergolong orang pintar.
Hal itu, diperhatikan dari bagaimana menata bahasa ketika sedang berbicara.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di DI Yogyakarta Saat Bulan Ramadhan Rencananya Digelar Pada Pagi Hari
Sedikit lebih intelektual. Tapi secara umum, sama seperti warga lainnya. Bahkan, tidak ada yang aneh dan mencurigakan.
"Saya setengah tidak percaya. Cuma ya itu, dia sering keluar kota," kata Arintoko.
Ia tidak mengetahui secara pasti pekerjaan apa yang ditekuni oleh DK. Sehingga sering bolak-balik keluar kota.
Tetapi istrinya, kata dia, sering berada di rumah dan menggeluti profesi sebagai pembuat roti.
Saat penggeledahan DK tidak berada di rumah. Arintoko mengaku sempat bertanya kepada aparat.
"Katanya, sudah diamankan saat sedang perjalanan pulang, dari Jakarta ke sini. Ditangkap hari Kamis kalau nggak salah," ucapnya. (Rif)