Wawancara Eksklusif
WAWANCARA EKSKLUSIF: Tanggapan Kepala SMK Negeri 1 Depok Terkait Dampak Tol Yogya-Solo
Sejumlah patok telah dipasang di halaman muka SMK tersebut. Bahkan, dua pintu masuk utama akan ikut tergusur, termasuk sederet gedung.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - SMK Negeri 1 Depok menjadi salah satu institusi pendidikan yang bakal terkena dampak tol Yogya-Solo.
Sejumlah patok telah dipasang di halaman muka SMK tersebut. Bahkan, dua pintu masuk utama akan ikut tergusur, termasuk sederet gedung.
Setidaknya, area yang terdampak berukuran 1.000 meter persegi dan hanya wilayah depan saja.
Beberapa gedung yang bakal hilang, dua di antaranya adalah laboratorium, tempat para siswa praktik marketing maupun perhotelan.
Baca juga: Waspada, Penyakit Jantung Bisa Muncul Tanpa Gejala, Begini Tanda-tandanya
Wajah SMK Negeri 1 Depok itu pun akan berubah lantaran jalan tol yang melintas sedikit menyenggol halaman muka.
Untuk mengetahui lebih detail tentang rencana sekolah ke depan setelah tahu akan terimbas jalan tol Yogya-Solo, Tribun Jogja melakukan wawancara eksklusif dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Depok, Suprapto SPd MM.
Berikut petikan wawancaranya, Rabu (24/3/2021).
Bagaimana awal mula SMK Negeri 1 Depok akhirnya mengetahui bahwa ada sebagian area sekolah yang terdampak jalan tol?
Sejak awal, kami memang tidak tahu kalau SMK ini akan terimbas jalan tol Yogya-Solo. Kami dengar-dengar saja dan masih diam pada saat itu.
Namun, karena tidak enak, akhirnya kami tanya-tanya ke yang lebih berwenang untuk mencari informasi. Saat itu, kami juga tidak diundang untuk sosialisasi.
Situasi ini semakin membuat bingung kami yang di sini. Baru kemudian, ada orang pemerintah datang memasang patok.
Kami memperbolehkan dan ini menjadi bukti bahwa SMK Negeri 1 Depok terdampak jalan tol.
Akhirnya, saya lapor ke Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kabupaten Sleman dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.
Setelah lapor, apa tindak lanjut dari pemerintah?
Baru pada tanggal 9 Maret 2021, jika saya tidak salah, kami diundang Disdikpora. Saat itu, ada rapat antara Bina Marga, ada juga dari lembaga pertanahan dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Saya kemudian dijelaskan panjang lebar tentang pembangunan jalan tol ini dan mengapa SMK Negeri 1 Depok tidak diberi sosialisasi dulu terkait itu.
Ternyata, hal ini karena SMK berdiri diatas tanah negara dan tidak akan mendapat ganti rugi. Sebab, tanah negara boleh digunakan untuk umum, sehingga kami tidak mendapat sosialisasi.
Namun, bangunan yang akan hilang itu akan diganti, nanti yang mengganti adalah pemerintah DIY.
Saat ini, kami sudah diminta mengajukan bangunan yang rencananya bakal ditiadakan.
Dari pertemuan dengan Bina Marga, ada penjelasan lain apa yang didapatkan berkaitan dengan penggusuran sebagian SMK Negeri 1 Depok?
Kami dijelaskan bahwa pembangunan tol Yogya-Solo ini ada tiga tahap. Tahap pertama itu dari Klaten sampai Purwomartani, tahap kedua ada Purwomartani sampai Gamping, baru tahap ketiga Gamping yang bercabang ke Borobudur dan Purworejo.
Akan tetapi, pengerjaannya lompat. Dari Klaten, ke Gamping dulu. Baru nanti di sini, di sekitar kota dan Ring Road ini akan dikerjakan terakhir.
Kenapa bisa begitu pak?
Saya tidak tahu juga. Itu penjelasan dari Bina Marga. Tahu pengerjaan seperti itu, maka kami bilang usahakan pembangunan di kota ini tunggu kami punya bangunan pengganti dulu.
Jadi, kalau kami belum punya pengganti, jangan dibongkar dulu. Ini kan menyangkut anak sekolah.
Bina Marga dan Pemerintah DIY juga setuju. Mereka kemudian meminta kami untuk membuat proposal agar ada bangunan baru untuk praktik para siswa.
Bangunan yang terdampak itu semua untuk praktik perhotelan dan toko. Ada juga kantin, selain dua pintu masuk utama.
Kami susun proposal komplit agar tidak ada yang ketinggalan.
Lantas, bangunan yang bakal hilang itu bakal dibangun lagi di mana?
Gedung terdampak bakal kami bangun lagi di daerah belakang sekolah ini. Kami masih ada cukup tanah untuk membangun beberapa gedung.
Sebenarnya, dari Disdikpora DIY juga sudah bilang, jika ada tanah di belakang yang bisa dibeli, maka dibeli saja. Nanti yang beli ya biar Pemda DIY.
Namun, ketika tim kami sudah mendekati, ternyata ada yang belum boleh atau belum mau dijual. Itu tanah warga, ada beberapa petak.
Sayangnya, ada yang enggan menjual tanah itu, ya kami tidak memaksa.
Ini kan kemungkinan jalan tol akan menyenggol gedung muka SMK Negeri 1 Depok, apakah mukanya ini nanti bakal dipindah atau tetap di situ?
Memang ada kemungkinan wajah kita berubah, tapi kami juga belum lihat jalan tolnya akan seperti apa, akan berbentuk bagaimana.
Sampai saat ini, kami juga belum tahu mau memindah muka ini ke arah timur atau barat.
Apakah ada kemungkinan relokasi juga?
Wah, kalau relokasi itu berat cari tanahnya. Kami punya 15.000 meter persegi luasan sekolah, tidak mudah mencari tanah seluas ini.
Pak Kepala Disdikpora pernah tanya ke saya apakah kami mau pindah, tapi saya jawab kayaknya kalau pindah berat sih. Berat cari lokasi.
Pertimbangan pertama itu ya memang lokasi atau cari tanah seluas 1,5 hektar. Pertimbangan kedua, kalau pindah dan ternyata dekat sekolah lain, kasihan sekolahnya itu.
Sekolah itu bisa saja mati.
Akhirnya, Pak Kepala juga meminta kami untuk berpikir, khususnya arah muka SMK Negeri 1 Depok ini akan menghadap kemana.
Pemda DIY sudah siap membantu. Saya tambahkan, bahwa kami butuh tenaga ahli kalau sudah berpikir mau hadap kemana.
Alternatif saya, pertama hadap ke timur, hanya saja itu sempit jalannya. Opsi kedua, menghadap ke barat, itu relatifsepi karena menghadap perkampungan, masih bisa.
Alternatif ketiga, dekat bangunan untuk studi busana itu. Cuma balik lagi, kami belum tahu bentuk tolnya bakal seperti apa.
Maka, opsi relokasi itu belum mungkin, segini luasnya juga.
Apakah sudah ada pembicaraan akan berapa banyak biaya penggantian gedung?
Kalau itu belum ada. Katanya mereka akan datang, tapi itu pembicaraannya dengan Pemda DIY. Saya berharap itu benar-benar diganti detail, tidak bangunan saja.
Di dalam itu kan ada banyak alat dan lain-lain, namanya juga tempat praktik.
Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Persiraja vs Persita Piala Menpora 2021, Siaran Langsung Indosiar
Mungkinkah pembangunan tol ini akan mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)?
Itu tergantung, kapan tol ini akan dibangun. Kalau dilihat dari tahapannya, ya masih cukup lama.
Kalau pembangunan gedung praktikum baru, tidak mengganggu karena letaknya itu di belakang sana dan sampai sekarang siswa juga masih sekolah daring.
Uji coba tatap muka juga hanya dua minggu dan itu masih butuh evaluasi. Estimasi kami ya tidak mengganggu.
Saya bilang pokoknya tempat saya jangan dibongkar dulu ya jika belum bangun gedung baru. Kasihan nanti anak-anak kalau mau praktik dimana.
Berapa lama biasanya pembangunan gedung?
Ini sekarang kan kami tidak boleh swakelalola, jadi yang bangunkan pemerintah. Nah, pemerintah itu biasanya membangun gedung baru ya sekitar tiga bulanan, diberi waktu tiga bulan.
Harapannya, semoga ini berjalan lancar, terutama pembangunan gedung. Biar anak-anak praktik juga nyaman tidak lagi terganggu pembangunan. (ard)