Siswa SMK SMTI Yogyakarta Dipercaya dalam Produksi GeNose C19

SMK SMTI Yogyakarta menjadi satu-satunya SMK di Indonesia yang dipercaya dalam proses produksi atau perakitan alat pendeteksi COVID-19

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Maruti Asmaul Husna
SMK SMTI Yogyakarta dipercaya dalam proses perakitan GeNose C19. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - SMK SMTI Yogyakarta menjadi satu-satunya SMK di Indonesia yang dipercaya dalam proses produksi atau perakitan alat pendeteksi COVID-19 buatan peneliti UGM, GeNose C19.

Kepala SMK SMTI Yogyakarta, Rr Ening Kaekasiwi mengatakan pihaknya dipercaya dalam proses perakitan alat tersebut sejak awal produksi massal GeNose C19 pada Februari lalu.

Ening menceritakan, SMK SMTI Yogyakarta sebelumnya telah banyak melakukan kerja sama dengan salah satu anggota konsorsium dalam perakitan GeNose C19.

Baca juga: Puluhan Pengelola di Desa Wisata Ngargosari Kulon Progo Ikuti Pelatihan dan Pendampingan CHSE

Salah satu anggota konsorsium inilah yang kemudian memberikan informasi kepada konsorsium lain tentang SMK SMTI Yogyakarta.

"Konsorsium itu hadir ke SMTI, kami ajak berkeliling dan melihat proses praktik (siswa). Mereka menjadi tertarik dan percaya dengan kompetensi SMTI dalam perakitan GeNose," ungkapnya kepada Tribunjogja.com.

Ia melanjutkan, SMK SMTI Yogyakarta memiliki kompetensi Teknik Mekatronika dan Kimia Industri yang cocok dalam perakitan GeNose C19.

"Kami membantu untuk man power (tenaga manusia)," imbuhnya.

"Bagi sekolah ini memberikan keuntungan yang banyak sekali. Ada 25 siswa dalam 1 sif, sehari ada 2 sif, sehingga totalnya 50 orang yang terlibat," sambungnya.

Mereka adalah siswa yang seharusnya sedang magang di industri, namun karena pandemi belum semua industri membuka diri untuk siswa melakukan praktik kerja lapangan (PKL).

"Mereka tetap punya pengalaman di industri, tetapi dibawa ke sekolah. Budaya kerjanya tetap budaya kerja industri. Dari situlah mereka mempunyai suatu motivasi dan kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka bisa dipercaya untuk memberi sumbangsih bagi negara. Alat yang saat ini sedang dibutuhkan," papar Ening.

Ia menambahkan, 3 siswa yang sempat terlibat dalam perakitan GeNose C19 langsung diterima bekerja di perusahaan, setelah menceritakan pengalaman mereka merakit GeNose C19.

"Yang jelas mereka senang dan termotivasi," ungkapnya.

Baca juga: Meluas Hingga 67 Kasus, Pemkot Yogyakarta Terus Telusuri Sebaran Covid-19 di Jogokariyan

Leader Produksi GeNose C19 di SMK SMTI Yogyakarta, Kisma Aruna Candra, mengatakan siswa SMK SMTI Yogyakarta telah berkontribusi dalam perakitan GeNose C19 tahap pertama atau sejak Februari.

"Produksi pertama 3.000 unit sudah selesai. Dari awal produksi SMK SMTI ikut produksi. Kapasitas produksi per hari (SMK SMTI) 250 unit per hari," ujar Kisma.

Saat ini, SMK SMTI Yogyakarta masih menunggu proses produksi tahap kedua yang ditargetkan menghasilkan 2.000 unit GeNose C19.

Namun, sembari menunggu proses dimulai kembali pada April, SMK SMTI Yogyakarta tak berhenti melakukan perakitan hepafilter GeNose C19 yang dilengkapi dengan adaptor pipe dan plug.

Hepafilter berfungsi untuk menyaring virus dan bakteri supaya alat GeNose C19 tidak terkontaminasi. (uti) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved