Tingkatkan Populasi Sapi, DPPKP Kabupaten Bantul Genjot Program Inseminasi Buatan

Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul masih mempertahankan program inseminasi buatan (IB) di wilayahnya.

TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Seorang petugas inseminator melakukan simulasi inseminasi buatan pada seekor sapi pada kesempatan Gebyar SIWAB dan Panen Pedhet di Pasar Hewan Imogiri, Dipan, Karangtalun, Imogiri, pada Rabu (17/10/2018) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul masih mempertahankan program inseminasi buatan (IB) di wilayahnya.

Setiap tahunnya, ada sekitar 47.000 sapi yang menjadi sasaran dari program IB ini.

Kabid Kesehatan Hewan DPPKP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan Bantul adalah produsen sapi terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hampir seluruh kebutuhan daging sapi di DIY berasal dari Kabupaten Bantul.

Untuk itu, pihaknya perlu menjaga populasi sapi di wilayah Bantul.

"Meskipun di tengah pandemi COVID-19, kami tetap melaksanakan IB. Karena pademi atau tidak, jumlah populasi tidak berubah signifikan. Jadi kami harus tetap menjaga populasi dengan IB. Jumlahnya (IB) setiap tahun juga tidak berubah, sekitar 47.000,"katanya, Minggu (14/03/2021).

Baca juga: Tinggalan Jumenengan Dalem, Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan di Pantai Parangkusumo Bantul

Baca juga: Pelonggaran PPKM Mikro, Pemkab Bantul Perbolehkan Hiburan dalam Hajatan

Ia menyebut meskipun telah dilakukan IB, rumah potong hewan masih mendatangkan sapi dari luar Bantul.

Hal itu karena rata-rata peternak menjual sapi pada umur 4 hingga 6 bulan (belum siap potong). 

"Biasanya masih pedet (anak sapi) sudah dijual. Jadi masih tetap harus mendatangkan dari luar,"sambungnya.

Kepala DPPKP Kabupaten Bantul, Yus Warseno berharap program IB dapat membantu peternak dalam mengembangkan populasi ternaknya.

Tentu saja akan berdampak pada peningkatan usaha peternakan yang dikembangkan peternak. 

Ia juga berharap agar suatu saat Bantul bisa mandiri dan tidak mendatangkan sapi dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan.

"Harapan kami dapat memudahkan para peternak dalam mengembangkan usaha ternaknya agar beranak pinak. Dengan demikian ke depan tidak terlalu tergantung pada daerah lain untuk memenuhi kebutuhan sapi dari sektor kuliner dan lainnya,"tambahnya. (Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved