Warga Kota Yogyakarta Ubah Limbah Kayu Menjadi Karya Seni Bernilai Jual

Kreatifitas salah seorang warga di Jalan Kyai Mojo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta yang satu ini patut diacungi jempol.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Miftahul Huda
Suwarso ketika membersihkan hasil kerajinan rumah panggung di lapak Jalan Kyai Mojo, Yogyakarta, Rabu (10/3/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kreatifitas salah seorang warga di Jalan Kyai Mojo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta yang satu ini patut diacungi jempol.

Pasalnya, potongan limbah kayu yang bernilai ekonomi rendah, oleh Suwarso disulap menjadi sebuah karya kerajinan unik berbentuk rumah panggung yang memiliki nilai jual cukup tinggi.

Pria berusia 47 tahun ini memulai usahnya sejak 2018 silam, tanpa mempunyai keahlian khusus dibidang kerajinan tangan.

"Ya karena dulu jualan kelontong keliling. Terus dapat bantuan modal ya tak buat usaha ini," jelasnya, kepada Tribun Jogja, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: Batal ke PSS Sleman, Marinus Wanewar Gabung Klub Liga 2 Muba Babel United

Untuk menghemat modal, Suwarso memilih untuk memanfaatkan limbah kayu yang sudah tidak terpakai.

Ia biasa mencari potongan sisa-sisa kayu tersebut ke pengrajin furnitur yang ada di sekitaran Kota Yogyakarta.

Apabila potongan kayu sudah terkumpul banyak, bapak dua anak itu kemudian membuat pola yang menyerupai komponen-komponen sebuah rumah.

Proses selanjutnya, yakni mengaitkan setiap komponen yang sudah dibuat menggunakan lem khusus.

"Proses ini yang membutuhkan waktu lama, karena harus satu persatu dan menunggu lemnya kering," imbuhnya.

Setelah detail komponen sudah terpasang semuanya, tahapan selanjutnya yakni pengecatan pada setiap komponen.

Dalam hal ini, Swarso menggunakan cat kayu untuk menambah nilai estetika dari kerajinan rumah panggung yang dibangun.

"Jenis kayu yang saya ambil itu ada kayu Jati sama kayu lempengan kecil-kecil. Terus terang ya saya ambil kayu sisa karena kalau beli kan mahal," ungkap Suwarso.

Untuk satu karya kerajinan rumah panggung berukuran lebar sekitar 35 Centimeter, dan tiga lantai lengkap dengan beberapa aksesorisnya dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu.

"Tergantung tingkat kesulitan aja. Dan satu kerajinan itu prosesnya ya sekitar satu bulanan," jelas Suwarso.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada 26 karya kerajinan rumah panggung yang siap untuk dipasarkan.

Saat ini ia mengaku penjualan hasil karyanya itu masih disekitaran Yogyakarta dan sekitarnya.

"Belum ke luar kota, karena terbatas jualan online. Belum berani produksi banyak juga karena modalnya tidak ada, ya hanya manfaatkan limbah kayu sama beli cat," tegasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Fenomena Hujan Es Kembali Turun di Yogyakarta

Setiap harinya, Suwarso membuka lapak dagangannya itu mulai pukul 09.00 hingga sore hari sekitar pukul 15.00.

Sembari menanti pelanggan, dirinya juga terlihat menyelesaikan pekerjaan finishing kerajinan rumah kayunya itu.

"Setiap hari saya di sini, ya di emperan toko ini dari pagi sampai sore," ujarnya.

Selain gaya rumah panggung, Suwarso juga membuat replika masjid berbahan limbah kayu sisa. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved