Tim Mahasiswa UNY Ciptakan Inovasi Krim Obat Jerawat Berbahan Dasar Belimbing Wuluh
Sekelompok mahasiswa UNY menciptakan produk penyembuh jerawat yang aman untuk semua jenis kulit, berbahan dasar belimbing wuluh
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jerawat adalah penyakit peradangan yang sering menjadi masalah bagi sebagian orang.
Penyebab acne vulgaris atau jerawat salah satunya penggunaan kosmetik, khususnya di kalangan wanita.
Di sisi lain, banyak produk skincare yang mengkhususkan penggunaan hanya pada kulit tertentu.
Sementara, banyak orang yang kurang peka terhadap jenis kulit mereka sendiri, sehingga dalam pemilihan produknya kurang tepat.
Selain itu, produk penyembuh jerawat yang ada di pasaran mengandung benzoyl peroxide dan antibiotik yang dapat menimbulkan kulit kering, kemerahan, gatal, mengelupas, kulit terasa terbakar, bahkan penggunaan benzoyl peroxide dalam jangka waktu yang panjang dikhawatirkan dapat mengakibatkan kanker.
Berangkat dari permasalahan ini, sekelompok mahasiswa UNY menciptakan produk penyembuh jerawat yang aman untuk semua jenis kulit.
Produk tersebut berbahan dasar belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Mereka adalah Saila Rizqi, Sisca Kumaladewi, dan Ayu Kurnia Utami dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi, Dwi Anggi Marini dari Prodi Kimia, serta Aulia Erta Nafisah dari Prodi Biologi.
Menurut Saila Rizqi, dipilihnya belimbing wuluh sebagai bahan dasar penyembuh jerawat ini karena kandungan senyawa-senyawa flavonoid, tannin, saponin, dan triterpenoid di dalamnya.
“Senyawa ini memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan protein bakteri melalui ikatan hidrogen yang menyebabkan struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri menjadi tidak stabil, sehingga sel bakteri menjadi kehilangan aktivitas biologinya," papar Saila.
Hal ini membuat fungsi permeabilitas sel bakteri akan terganggu dan sel bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri.
"Inilah yang menjadikan ekstrak belimbing wuluh sebagai salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam penyembuhan acne vulgaris," imbuhnya.
Sisca Kumaladewi menambahkan, tanaman belimbing wuluh yang tumbuh dengan baik dapat menghasilkan 100-300 buah/pohon.
“Buah yang sudah masak harus segera dipanen karena buah ini mudah sekali gugur dari pohonnya dan mudah membusuk,” katanya.
Namun, menurutnya, kemampuan tanaman belimbing wuluh untuk menghasilkan buah dalam jumlah yang besar tidak sebanding dengan pemanfaatannya.
Mayoritas orang belum menaruh perhatian yang besar pada belimbing wuluh, sehingga seringkali terbuang sia-sia dan mengalami pembusukan.
Dwi Anggi Marini menjelaskan, bahan yang diperlukan adalah belimbing wuluh, ethanol 70 persen, karbopol 940, propilenglikol, trietanolamin, metil paraben, rosewater, dan akuades.
“Proses pembuatannya terbagi dua, pertama membuat ekstrak belimbing wuluh, lalu kedua pembuatan gel ekstrak ethanol belimbing wuluh dengan basis karbopol," papar Dwi.
Pembuatan ekstrak belimbing wuluh diawali dengan membersihkan dan memotong belimbing wuluh, lalu dijemur selama 1-2 hari.
Kemudian dimaserasi atau direndam dalam pelarut organik pada temperatur ruangan.
Selanjutnya, disaring dan difiltrasi. Panaskan filtrat pada 65°C hingga mengental, kemudian ekstrak kental tersebut dicampur akuades, dan jadilah ekstrak belimbing wuluh.
Pembuatan gel ekstrak ethanol diawali dengan melarutkan karbopol pada akuades yang disebut larutan A, sedangkan trietanolamin dilarutkan dengan akuades dan disebut larutan B.
Campurkan kedua larutan tersebut dengan ditambahkan metil paraben, tambahkan ethanol yang diencerkan dengan akuades dan jadilah gel ekstrak ethanol belimbing wuluh.
Obat jerawat berbasis belimbing wuluh yang dinamai Geverlim siap dipasarkan.
Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2020. (*)