Pemkot Yogyakarta Sebut Kerusakan Eskalator di Pasar Prawirotaman Akibat Kelebihan Beban
Pengawasan terhadap setiap muatan yang melintasi eskalator Pasar Prawirotaman terkendala keterbatasan personel.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut kerusakan satu eskalator di Pasar Prawirotaman diakibatkan oleh pemakaian yang melebih batas maksimal.
Pengawasan terhadap setiap muatan yang melintasi eskalator pun terkendala keterbatasan personel.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, menyampaikan kerusakan eskalator terjadi pada 25 Februari 2021 lalu.
Ia pun memastikan, pihaknya sudah berupaya menanggulanginya, dengan menyurati pihak pelaksana, karena proyek ini masih dalam masa pemeliharaan.
"Masa pemeliharaannya satu tahun, kami sudah kirimkan surat ke sana. Tapi, peralatannya itu dari luar negeri. Jadi, kami harus menunggu. Tidak bisa langsung diekseskusi, sehingga kesannya lama," jelasnya, Senin (9/3/2021).

Menurutnya, kerusakan diakibatkan karena muatan yang terlalu berat, serta melebihi standar.
Namun, ia mengakui selama ini pengawasan terhadap penggunaan eskalator memang masih minim, sehingga para pedagang dan pengunjung leluasa mengangkut barang bawaan.
"Nyuwun sewu, mindset pedagang kan gitu, ya, kita juga tidak bisa menyalahkan. Kita pun introspeksi, agar lebih ketat. Nanti akan ada regulasinya, ada petunjuk, serta petugas yang berjaga di sana," ungkap Yunianto.
Ia menyadari, keterbatasan personel jadi kendala dalam melakukan pengawasan, termasuk tata cara penggunaan eskalator.
Oleh sebab itu, pihaknya mengajukan tambahan petugas untuk ditempatkan di pasar yang revitalisasinya menyedot APBN hingga Rp67,7 miliar tersebut.
"Sudah kami ajukan, Alhamdulillah dikabulkan. Selama ini kita tidak bisa intens menjaga, karena personel terbatas. Sehingga, ketika tidak ada yang mengawasi, pedagang itu memakainya sak karepe wudele dewe," ujarnya.
Baca juga: Pemda DIY Dukung PT KAI Terkait Pengembangan Stasiun Tugu Yogyakarta Menjadi Transportation Hub
Baca juga: Baru Berumur 3 Bulan, Eskalator di Pasar Prawirotaman Yogyakarta Sudah Rusak
"Barang-barang yang sebenarnya tidak layak lewat situ, kapasitasnya dua, atau tiga kali standar, disurung sekali. Jadinya, ya, ada kerusakan itu," imbuh Yunianto.
Dijelaskannya, paling tidak butuh empat personel trantib yang difokuskan di Pasar Prawirotaman.
Seandainya hanya mengandalkan tenaga yang ada, maka problem-problem semacam ini tak akan bisa tertangani maksimal.
"Karena yang existing itu tidak bisa selalu stay di sana. Makanya itu, kita ajukan, setidaknya ada empat trantib di sana. Terus, yang di lantai empat, (kewenangan) UPT Bisnis, nanti ada sendiri lagi," pungkasnya. (*)