Inilah Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni, Buatan Sultan Agung Raja Mataram

Meriam atau kanon raksasa itu kini berada di halaman Pagelaran Keraton Surakarta, Jawa Tengah

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni 

Artinya dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia, ‘pendeta berbicara dan memberi pelajaran kepada sang raja’.

Dikonversi menjadi angka penanggalan Jawa, ketemu tahun Jawa 1547 atau konversi ke tahun maeshi jadi 1625.

Angka 1625 sangat tepat sesuai era keemasan Sultan Agung.

Itu tahun ketika Sultan Agung baru saja menaklukkan Kadipaten Surabaya, lewat taktik perang pengepungan dan membendung Kali Mas.

Tahun itu kerajaan pesaing Mataram di bagian barat Jawa, Kasultanan Banten, memiliki senjata tempur meriam atau kanon besar.

Namanya Kyai Amuk.

Crucq dan De Graaf menduga, Sultan Agung merasa perlu mengungguli pesaingnya itu.

Baca juga: BBWS-SO Bakal Lakukan Perbaikan Selokan Mataram secara Menyeluruh pada 2021- 2022

Baca juga: Ramai Peminat, Layangan Motif Mataraman Karya Aditya Pradana Dikirim Sampai Luar Kota Yogyakarta

Mimpi Sultan Agung di akhir 1624 itulah yang mendorong kelahiran Poncowuro.

Sengkalan yang tertulis di badan meriam ini mengonfirmasi mimpi sang raja tentang sosok berjubah putih, yang ditafsirkan sebagai pandita atau pendeta atau tokoh suci.

Kehadiran sosok suci itu bagi Sultan Agung jadi pendorong paling kuat baginya guna mencapai kedudukan lebih luhur.

Seorang komandan Kompeni (VOC), Jacob Couper dalam suratnya yang ditulis 14 Mei 1680, berselang 35 tahun sesudah pembuatan meriam Poncowuro, menyebut nama Guntur Geni.

Penampakan meriam raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni
Penampakan meriam raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Poncowuro bisa diartikan gelagarnya bisa lima kali lipat suara normal. Guntur geni, karena gelegarnya bak guntur dan menyemburkan api saat dinyalakan mesiunya.

Hanya Ditembakkan Tiga Kali saat Khusus

Jacob Couper pernah mengunjungi pusat kerajaan Mataram itu.

Ia mengatakan, meriam raksasa itu hanya boleh ditembakkan untuk tiga macam keperluan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved