Ramai Peminat, Layangan Motif Mataraman Karya Aditya Pradana Dikirim Sampai Luar Kota Yogyakarta

Sejak kisaran bulan Juli 2020 , layang-layang memang mendadak meroket kembali, menyaingi kepopuleran hobi gowes masyarakat.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Azka Ramadhan
Daengan Kite Fighter besutan Aditya Pradana, ketika menerima kunjungan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berbagai kegiatan dilakukan oleh warga masyarakat untuk mengisi hari-harinya di tengah pandemi Covid-19 dengan kreativitas masing-masing.

Bahkan, apa yang dilakukan oleh sosok Aditya Pradana ini, mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Sederhana saja, warga RW 09 Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogya tersebut berhasil 'memanfaatkan' kejenuhan masyarakat saat pandemi, dengan memproduksi mainan klasik layang-layang bersama grub Daengan Kite Fighter yang dirintisnya sejak satu bulan terakhir.

Keputusannya memproduksi layang-layang bukan tanpa sebab.

Ya, sejak kisaran bulan Juli 2020 , layang-layang memang mendadak meroket kembali, menyaingi kepopuleran hobi gowes masyarakat.

Bermodal keuletannya, Aditya pun sukses membidik peluang emas tersebut.

"Ini kan pas musim panas, anak-anak juga butuh hiburan di masa pandemi. Nah, kebetulan, stok layangan di Yogya itu kemarin sempat habis. Makanya, sejak awal bulan Juli ya, saya coba produksi layangan," terangnya.

Guna memberi penanda dan ciri pada layang-layang hasil karyanya, dipilihlah gaya Mataraman khas Yogyakarta.

Ia mengatakan, setiap motif yang digoreskannya terdapat filosofi, termasuk motif kalungan dan jalak uren yang menggambarkan Prajurit Kraton.

Layang-layang produksinya kini dibanderol dengan harga Rp 2.500, sampai dengan Rp 8.000 menyesuaikan jenis dan ukurannya.

Aditya pun mengaku, dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Daengan Kite Fighter telah memproduksi lebih dari 5.000 buah layang-layang.

"Pembelinya tidak hanya dari Yogyakarta saja, tapi akhir-akhir ini banyak juga yang pesan dari luar kota. Tentunya bersyukur, bisa menghasilkan," ucapnya.

Untuk mendongkrak proses produksi, Aditya tidak bekerja seorang diri. Sedikitnya 15 ibu rumah tangga di lingkungan RW 09 Gedongkiwo diberdayakan dalam proses pembuatan layang-layang ini, sekaligus menjadi upaya memulihkan kondisi ekonomi masyarakat sekitarnya.

"Ada yang dikerjakan langsung di rumah produksi, tetapi ada juga yang dibawa pulang. Misalnya, kalau yang hanya ngelem, itu saya perbolehkan untuk dikerjakan di rumah masing-masing," ungkapnya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang tempo hari mendatangi langsung rumah produksi Daengan Kite Fighter pun mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Aditya Pradana.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved