Harga Cabai Rawit Merah Meroket, Pelaku UMKM Olahan Cabai di Kulon Progo Harus Memutar Otak

Kenaikan harga cabai rawit merah yang kian meroket menjadikan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang olahan cabai di Dusun Kretek

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Sri Cahyani Putri
Pemilik UMKM Sambal Nyoss, Titin Kusnawati sedang memamerkan produk olahan cabai. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kenaikan harga cabai rawit merah yang kian meroket menjadikan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang olahan cabai di Dusun Kretek, Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo dituntut memutar otak.

Terlebih cabai banyak digemari oleh pecinta kuliner pedas. 

Pemilik UMKM Sambal Nyoss, Titin Kusnawati mengatakan kenaikan harga cabai rawit merah memang cukup berdampak pada usaha olahan sambal segar. 

Baca juga: Liverpool vs Fulham: Pernyataan Klopp soal Perburuan Trofi Liga Inggris

Dikarenakan untuk membuat olahan sambal tersebut cukup merogoh kantong yang cukup besar sebagai modal untuk membeli bahan baku cabai. 

Dari yang semula hanya membutuhkan modal sekitar Rp 200.000-300.000 kini lebih dari itu. 

"Tapi bagaimana lagi kita tetap harus siap melayani konsumen berapapun harganya," ungkapnya, Minggu (7/3/2021).

Sementara ia mengklaim kenaikan harga cabai rawit merah tidak cukup berpengaruh terhadap olahan sambal kering seperti bon cabai. 

Sebab untuk olahan sambal kering, cabai bisa dikeringkan sehingga awet lebih lama.

Namun demikian, dengan kondisi harga cabai rawit merah yang kian merangkak naik itu terpaksa tetap membuat Titin menaikkan harga olahan cabainya sebesar Rp 2.000 per botol. 

Lihat juga:

 

Sehingga kini per botol dihargai Rp 20.000

Kenaikan harga itu digunakan untuk biaya produksi dan modal untuk membeli bahan baku cabai segar. 

Selain menaikkan harga, Titin juga menyampur cabai rawit merah dengan cabai merah keriting yang harganya lebih murah. 

"Ya perbandingannya bisa 1:5 lah untuk olahan bon cabai," ucapnya. 

Adapun berbagai olahan cabai itu dipasarkan melalui toko berjejaring yang berada di Kulon Progo

Hanya saja, untuk pemasaran di beberapa mitra yang berada di Kota Yogyakarta terpaksa menghentikan kontrak kerjasamanya. 

Baca juga: 8 SHIO Ini Perlu Hindari Hal-hal Toxic di Kantor, Jangan Kemakan Omongan Orang Ya!

Dikarenakan penjualan sepi selama pandemi Covid-19 melanda. 

Selain itu juga disebabkan berpindahnya operasional penerbangan yang semula di Bandara Adisutjipto, Maguwoharjo Sleman ke Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Temon, Kulon Progo

"Apalagi bandara sekarang sudah pindah di YIA otomatis toko oleh-oleh di Kota Yogyakarta agak sepi," kata Titin. 

Terlebih ia juga memprediksi kenaikan harga cabai rawit merah terjadi cukup lama karena curah hujan tinggi sehingga menjadikan perawatan cabai sedikit susah. (scp)

Lihat juga:

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved