Aktivitas Gunung Merapi Masih Fluktuatif, BPBD Klaten Minta Warga di KRB III Aktifkan Ronda
BPBD Klaten telah meminta pemerintah desa di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi untuk terus mengaktifkan kegiatan ronda
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Aktivitas Gunung Merapi masih fluktuatif dalam beberapa hari terakhir.
Atas dasar itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten meminta masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, mengatakan pihaknya telah meminta pemerintah desa di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi untuk terus mengaktifkan kegiatan ronda.
"Telah kami sampaikan kepada kades, perangkat serta relawan tidak kalah pentingnya, agar masyarakat sekitar KRB 3 agar tetap siaga dan ronda untuk di pertahankan," ujarnya Minggu (7/3/2021).
Baca juga: Hingga Minggu Pagi, Gunung Merapi Terpantau Keluarkan 14 Kali Guguran Lava Pijar
Baca juga: Update Gunung Merapi: 6 Jam Terakhir, Terjadi 13 Kali Guguran Lava Pijar, Jarak Luncur Maksimal 1 Km
Menurut Sip Anwar, kegiatan ronda itu dinilai efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya bencana erupsi Gunung Merapi.
Ia pun meminta, jika terjadi aktivitas yang Gunung Merapi yang dinilai membahayakan, maka warga yang tinggal di KRB III untuk diminta kembali ke Tempat Evakuasi Sementara (TES).
"Kalau meningkat dan bahaya agar segera turun di tempat yang sudah di persiapkan oleh pemerintah," imbuhnya.
Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten masih mempertahankan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi.
Baca juga: Meski Pengungsi Pulang, Status Tanggap Darurat Letusan Gunung Merapi di Klaten Masih Berlaku
Baca juga: Monyet Lereng Gunung Merapi Menjarah Makanan, Resahkan Pedagang di Wisata Tlogo Putri Sleman
Selain itu, Tempat Evakuasi Sementara (TES) di tiga desa yang masuk KRB III di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, yakni Sidorejo, Tegalmulyo, dan Balerante, masih disiagakan.
Hal itu, dilakukan agar siap menampung masyarakat bila terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi sewaktu-waktu. (*)