Mengenal Kopi Magelang, Sensasi Rasa Sayuran Dalam Setiap Seduhannya
Pesona dan daya tarik kopi kian diminati anak muda dan masyarakat beberapa tahun belakangan. Beragam coffe shop
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pesona dan daya tarik kopi kian diminati anak muda dan masyarakat beberapa tahun belakangan. Beragam coffe shop marak bermunculan di sudut-sudut kota.
Dari beragam kopi nusantara yang sudah beken duluan, kopi asal Magelang produksi petani asal Pakis kini mulai menunjukkan kualitasnya.
Adalah Dusun Jerukan, Desa Jambewangi, Kecamatan Pakis, Magelang yang menjadi sentra kopi di daerah Magelang.
Tumbuhan asal Afrika ini ditanam di ketinggian 1.200-1.400 meter dari permukaan laut (mdpl) oleh petani setempat.
Baca juga: BURSA Transfer AC Milan: Daftar Striker Incaran Rossoneri Pengganti Ibrahimovic & Bidikan Lain
Ada dua jenis kopi Arabica yang ditaman di daerah itu sejak 2013 lalu yakni jenis lini s dan juga kartika dengan jumlah 2.250 pohon yang dikelola secara tumpang sari bersamaan dengan tanaman sayuran.
"Kami menanam kopi tidak semata-mata hanya bernilai ekonomis, tapi juga untuk memperkuat kontur tanah, konservasi, dan kesuburan tanah. Maka cita rasanya ada khas aroma dan rasa sayuran," kata Muhaimin, ketua kelompok petani kopi Mekarsari Desa Jambewangi, Kamis (4/3/2021).
Pihaknya memilih tanaman kopi dibanding tanaman keras lainnya untuk tanaman tumpang sari dikarenakan daya tutup daunnya yang cukup bagus.
Tingginya yang sekitar 1,5 meter dinilai cukup baik untuk penyinaran tanaman lainnya.
Tidak hanya di Desa Jambewangi saja, tanaman kopi tersebut juga tersebar di beberapa desa lain di Kecamatan Pakis semisal Desa Gondangsari dan Desa Ketundan. Produksinya juga kian meningkat dari tahun ke tahun.
Pada saat pertama kali panen di 2016 lalu hasil panen masih sebanyak 45 kg biji kopi mentah, di tahun kedua yakni 2017 petani berhasil menghasilkan sebanyak 250 kg, dan 500 kg di tahun ketiga serta 1,5 ton di tahun keempat ini.
"Produksinya sudah mencapai 1,5 ton biji kopi mentah per tahun dengan harga Rp 85 ribu untuk biji kopi mentah dan Rp 200 ribu untuk kopi yang sudah disangrai," jelasnya.
Saat ini, kopi Arabica Magelang masih menyasar beberapa kafe dan juga coffe shop daerah sekitar dan juga Magelang. Sebelum pandemi lalu, bahkan kopi Arabica Magelang telah dipasarkan sampai ke Jakarta.
Alhasil, ekonomi petani setempat juga terangkat berkat produksi kopi tersebut.
Saat ini jumlah tanaman kopi di daerah setempat bahkan mencapai 50 ribu pohon tanaman baru lainnya dan menjadi tanaman pilihan bagi para petani.
Baca juga: Kerusakan SAH di Jalan Jambon Disinyalir Jadi Penyebab Banjir, Legislatif: Utamakan Keselamatan
Maya, salah satu sensory skill kopi Magelang menyebutkan, potensi kopi Magelang sebenarnya bisa bersaing dengan kopi nusantara lain yang telah lebih dulu dikenal.