PSS Sleman
PSS Sleman Menampik Jor-Joran Beli Pemain Untuk Musim 2021
Beredar anggapan PSS Sleman jor-joran membeli pemain pada bursa transfer musim 2021.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Beredar anggapan PSS Sleman jor-joran membeli pemain pada bursa transfer musim 2021.
Bahkan hingga disama-samakan dengan tim asal Spanyol, Real Madrid yang sering dijuluki Los Galacticos, yang diisi oleh pemain pemain ternama, dengan harga jual yang tinggi.
Namun bagi Sleman, julukan itu diplesetkan jadi Los Slemanicos, lantaran publik beranggapan jika pada kesempatan kali ini, belanja pemain PSS Sleman cukup banyak nama-nama yang mengejutkan dengan nilai yang tinggi.
Baca juga: DPD RI Sebut Pemanfaatan Energi Terbarukan di DI Yogyakarta Belum Optimal
Seperti nama Irfan Jaya (eks Persebaya Surabaya), stoper naturalisasi Fabiano Beltrame dan gelandang Kim Jeffrey Kurniawan (eks Persib Bandung), Wawan Febriyanto (Eks Persikabo), Miswar Saputra (eks PSM Makassar), Fandry Imbiri (eks Madura United), dan Dwi Rafi Angga yang didatangkan dari klub tetangga, PSIM Yogyakarta.
Di sisi lain, manajemen PSS Sleman menampik hal tersebut.
Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Marco Garcia Paolo mengatakan jika pemain baru yang direkrut PSS Sleman bukan sekedar mereka yang mempunyai nama.
Akan tetapi, pemain yang sungguh-sungguh ingin bermain untuk klub.
Mereka datang ke tim berjuluk Super Elang Jawa itu bukan karena uang tapi melihat adanya keamanan dan kenyamanan di PSS.
“Memang di luar jadi heboh, mengatakan PSS pasti jor-joran, sampai disamakan dengan klub top Eropa. Sebenarnya enggak, yang paling utama kita setia pada budget,” Marco, Senin (1/3/2021).
Pria yang juga pernah menjabat sebagai CEO Badak Lampung tersebut mengutarakan, pihaknya sudah merampungkan sekitar 90 persen skuad untuk mengikuti kompetisi Liga 1 2021 mendatang.
Bagi PSS Sleman, belanja pemain saat ini adalah sebuah suatu prestasi.
"Bisa dibilang per hari ini, akan ada dua pemain asing lagi yang akan segera bergabung, masih di angka 85 persen dari budget 2020 lalu," katanya.
“Jangan sampai PSS belanja berlebihan (over spend) tapi setelah itu tidak bisa membayar gaji pemain. Hal itu jadi rambu nomer satu bagi PSS,” imbuh Marco.
Hal itu dinilai Marco, bagaimana manajemen melayani tim saat terjadi rasionaliasi gaji karena pandemi Covid-19, kemudian PSS Sleman masih memberi angka gaji yang layak untuk pemain.
“Perhatian dari manajemen kepada pemain sehingga memberikan rasa aman dan nyaman menjadi lebih penting dari sekedar jumlah uang,” ucap Marco.
Sungguh-Sungguh
Marco megungemukakan jika PSS Sleman memberi prioritas kepada pemain yang sungguh-sungguh ingin bermain untuk PSS.
"Jika tidak ada passion itu mereka tidak bisa menjadi prioritas. Jadi mereka yang direkrut memang datang untuk memberi kontribusi bagi PSS. Bukan datang untuk uang, karena mereka pasti dapat tawaran yang lebih besar dari klub lain," ujarnya.
"PSS mau membangun tim yang bermain dengan cara Super Elja, jadi mencari pemain mana yang cocok dengan filosofi itu, punya kompetensi dan sesuai dengan budget. Dalam proses perekrutan pemain, banyak pemain yang lebih punya nama besar disodorkan ke manajemen PSS. Namun tidak tercapai kesepakatan karena tidak sesuai budget dan tidak seusai dengan kebutuhan tim," tambah Marco.
Baca juga: Siap Tancap Gas Tanggulangi Pandemi, Bupati Sleman: Jangan Sungkan, Bila Perlu, Bangunkan Kami!
Ia juga melihat, jika para pemain anyarnya masih bisa mengembangkan lagi kemampuannya di PSS Sleman, seperti Fabiano yang merupakan pemain paling senior. Begitu juga Wawan Febrianto dan Kim Kurniawan.
Proses perekrutan pemain baru, jelas Marco, melalui proses yang tidak mudah. Para pemain baru cukup punya prestasi, tapi seperti yang sering disampaikan, termasuk di dalam rapat kerja PSS akhir tahun 2020 lalu, PSS tak hanya inginkan tim yang solid dan kuat tapi juga setia pada tujuan utama membangun pilar dari tim menuju 2023 sesuai target.
Manajemen PSS berusaha memenuhi keinginan coach Dejan Antonic. Keberhasilan merekrut pemain yang diinginkan tak lepas dari komunikasi yang baik dari pelatih dan menajemen tim. (tsf)