Bisnis

Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Meroket hingga Rp 120 Ribu Per Kilogram

Naiknya harga cabai diperkirakan karena faktor musim penghujan. Sebab biasanya banyak persediaan cabai yang rusak akibat cuaca tersebut.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Gunungan cabai rawit di salah satu lapak pedagang Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul. Harga cabai rawit terpantau meroket hingga Rp 120 ribu per kilogram pada Senin (01/03/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Harga berbagai jenis cabai di Kabupaten Gunungkidul terpantau melonjak signifikan.

Kenaikan tertinggi terutama terjadi pada cabai rawit, seperti yang terlihat di Pasar Argosari Wonosari.

Enik Setyaningsih (42), pedagang sayuran di pasar tersebut mengungkapkan harga cabai rawit pada Senin (01/03/2021) menyentuh kisaran Rp 120 ribu per kilogram.

"Baru naik lagi hari ini, kemarin masih Rp 110 ribu sekilo," tuturnya ditemui siang ini.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Tinggi, Disperindag DI Yogyakarta Sebut Akibat Cuaca dan Masa Panen

Enik menyebut kenaikan harga cabai rawit kali ini terbilang yang tertinggi.

Sebab menurutnya harga paling mahal bagi cabai rawit biasanya menyentuh kisaran hingga Rp 100 ribu per kilonya.

Harga jenis cabai lainnya pun ikut terkerek.

Seperti cabai merah keriting yang sebelumnya di kisaran Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu, kini menembus harga Rp 60 ribu per kilogram.

"Saya belinya lewat tengkulak keliling di sini, kondisi cabainya sendiri masih terbilang bagus," ungkap Enik.

Ia pun tak memahami pasti mengapa harga cabai naik begitu tinggi.

Pun begitu, ia menyebut konsumen masih membeli cabai dengan jumlah normal, antara satu hingga satu setengah ons.

Deni (48), pedagang lainnya pun memasang harga serupa dengan Enik.

Baca juga: Harga Cabai Masih Tinggi, Disperindag DIY Sarankan Inovasi Pengolahan Makanan

Ia biasanya mengambil persediaan cabai langsung dari rekanannya di Prambanan, Sleman.

"Harganya naik stabil terus-terusan, setidaknya 5 bulan terakhir," ungkap warga asal Tawarsari, Wonosari ini.

Menurut Deni, naiknya harga cabai diperkirakan karena faktor musim penghujan.

Sebab biasanya banyak persediaan cabai yang rusak akibat cuaca tersebut.

Lantaran harga sedang naik, ia pun memilih mengurangi persediaan cabai yang dijual.

Apalagi saat ini jumlah pembeli sedang berkurang karena pandemi.

"Saya biasanya nyetok 5 kilogram sehari langsung habis, tapi akhir-akhir ini masih ada sisa terus," tutur Deni.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved