Kisah-kisah Anak Adopsi Mencari Sang Orang Tua di Yogyakarta

Yayasan Mijn Roots, organisasi non-profit yang membantu anak adopsi asal Belanda mencari orang tua kandung di Indonesia,

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com |
Sampul koran Tribunjogja.com edisi liputan khusus pencarian anak adopsi 

“Sekarang, saya tidak muluk-muluk karena orang tua saya mungkin sudah tua dan kesempatan untuk bertemu juga cukup sulit. Namun, saya tetap berusaha untuk menemukan mereka,” tuturnya lagi.

Beberapa hal lain yang ingin diketahui adalah tentang kemiripan dengan sang ibu atau ayah. Juga, seberapa banyak ia memiliki saudara kandung.

“Saya mau meningkatkan pelafalan bahasa Indonesia lagi. Saya tahu beberapa kata tapi tidak fasih dan tentu saya mau tanya apa saja kepadanya,” tuturnya dengan bahagia.

Ia lahir di Klinik Bersalin Zuster Prins Lempuyangan, Jalan Hayam Wuruk No 6, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta pada 22 Juni 1980. Kini, klinik tersebut menjadi Rumah Sakit Umum Bethesda Lempuyangwangi dan masih berada di tempat yang sama.

“Menurut data yang ada, ayah saya bernama Hadi Mulyono dan ibu Yumiati. Tidak banyak yang saya ketahui lagi,” papar Yustine.

Data lain yang Yustine dapatkan adalah si ibu Yumiati sering menggunakan pakaian rapi dan tinggal di samping sungai yang tidak diketahui sungai apa. Pekerjaannya di bidang komunikasi kreatif menghantarkan Yustine untuk berkelana di Asia.

Di tahun 2006, Yustine sempat ke Indonesia dan mengunjungi Yogyakarta. Itu pertama kali dirinya menjejakkan kaki di tanah air. Perasaannya campur aduk. Ia selalu menganggap Yogyakarta adalah tempat kelahirannya.

“Itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Yogyakarta sangat menyenangkan,” ucap Yustine dengan nada riang.

Dia mendeskripsikan makna menyenangkan bagi dirinya. Di mata Yustine, orang Indonesia sangat hangat dan mudah bersahabat. Senyum dan keceriaan selalu terpampang di wajah orang Indonesia, meski mereka tidak kenal dekat.

“Saat ini saja, ketika saya menceritakan tentang diri saya di internet, banyak sekali orang Indonesia yang meninggalkan komentar dan mendoakan. Saya merasa tersanjung dengan semua perhatian yang ada,” tandasnya.

Tes DNA

Jika Robbert dan Yustine diadopsi langsung ke Belanda, berbeda dengan Emmanuella Tanzil. Ia diadopsi oleh orang Indonesia yang tinggal di Jakarta. Sejak tahun 2020, perempuan kelahiran 9 September 1985 itu masih berkutat dengan pencarian orang tua kandungnya yang diduga tinggal di Sleman.

Emmanuella, yang juga memiliki nama lahir Theresia atau Teresa lahir di RS Pura Ibunda yang dimiliki oleh dr Lukas Budi Gunawan. Letak RS itu ada di Jalan Colombo No.14-16, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Saat ini, RS itu menjadi RS Khusus Bedah An Nur di lokasi yang sama.

Pencariannya cukup lama dan berliku lantaran ia tidak memiliki surat adopsi. Akta kelahiran yang ia miliki juga merupakan akta di saat dirinya sudah diadopsi. Dengan kata lain, tidak ada petunjuk ia lahir dari rahim siapa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved