Apa Boleh Ibu Hamil Minum Es? Berikut Penjelasan Ahli

Konsultan ginekolog dan dokter kandungan mengatakan bahwa ibu hamil boleh minum es atau minuman dingin.

Editor: Rina Eviana
Honeyriko
Ilustrasi hamil 

Tribunjogja.com - Bolehkah minum es saat hamil? Ini adalah pertanyaan yang lazim dilontarkan para ibu hamil.

Saat hamil, banyak mitos tentang apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Benarkah ibu hamil tidak boleh minum es?

Ada pula larangan tentang ibu hamil tidak boleh memakan nanas, makanan pedas, kafein, hingga alkohol. Ada sebagian larangan tersebut benar.

Yakni, ibu hamil memang perlu membatasi konsumsi kafein dan alkohol. 

Ilustrasi
Ilustrasi (IST)

Namun, ada pula larangan ibu hamil tidak boleh minum es. Lantas, benarkah ibu hamil tidak boleh minum es? 

Dirangkum dari laman Indianexpress.com, Dr Sangeeta Pikale, konsultan ginekolog dan dokter kandungan mengatakan bahwa ibu hamil boleh minum es atau minuman dingin. 

Menurut dia, kehamilan merupakan perubahan dari fisiologis tubuh dan bukan penyakit apapun.

Jadi, semua yang biasa atau mampu tubuh lakukan sebelum hamil, juga bisa selama kehamilan. 

Baca juga: Ibu Hamil Bisa Tiba-tiba Kena Diabetes, Begini Cara Mencegahnya

Jadi, jika Anda minum air dingin atau jus sebelum hamil, Anda bisa terus melakukannya.

Secara keseluruhan, minuman apa pun yang tidak sehat, seperti soda dan terlalu banyak soda atau gula, yang harus dihindari semua orang, juga tidak cocok untuk wanita hamil. 

Ilustrasi es batu
Ilustrasi es batu (ist/net)

Minuman dingin sesekali dibolehkan untuk semua orang. Dan oleh karena itu, untuk wanita hamil juga boleh meminumnya.

Baca juga: Apa Itu Cryptic Pregnancy, Wanita Tak Tahu Hamil Tiba-tiba Melahirkan dan Sering Dianggap Gaib?

Adakah batasan mengonsumsi air dingin untuk ibu hamil?

Jika pada saat tidak hamil Anda memiliki batasan untuk mengonsumsi air dingin, maka hal tersebut juga akan berlaku pada saat hamil. 

Begitu pun sebaliknya. Biasanya, apa yang biasa ibu hamil lakukan atau konsumsi akan sangat aman dilanjutkan hingga usia kehamilan 22 minggu.

Tentunya, hal tersebut juga membutuhkan pengawasan dokter untuk mengetahui, apakah kehamilan tersebut tidak berisiko tinggi. 

Kehamilan sehat berisiko rendah dapat melakukan hampir segala sesuatu yang secara fisiologis dibolehkan dalam keadaan tidak hamil.(*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved