MENGENAL Tahun Kabisat dan Kapan Kita Alami Lagi? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Apakah Anda tahu jika tahun ini bukan merupakan tahun kabisat? Betul, tahun 2020 adalah tahun kabisat. Sementara, 2021 ini adalah tahun umum
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
Bumi akan kehilangan hampir enam jam setiap tahunnya.
Lantas, apa yang akan terjadi jika bumi seperti itu?
Musim tidak akan jatuh pada bulan yang sama setiap tahun.
Bisa bayangkan jika kalender tidak sesuai dengan musim?
Maka, petani akan mengalami kesulitan bercocok tanam dan berpengaruh pada persediaan pangan.
Selama ini, petani bercocok tanam bergantung pada musim.
Kapan pertama kali tahun kabisat ini dipopulerkan?
Kaisar Romawi, Julius Caesar dengan bantuan astronom asal Alexandria, Sosigenes adalah orang dibalik pemikiran tahun kabisat itu.
Tribun Jogja melansir Britannica, pada tahun 49-45 SM, Julius Caesar berkeinginan untuk mengganti kalender yang tidak akurat.
Sosigenes yang mengetahui hal itu kemudian memberi saran bahwa ia bisa mengadopsi kalender matahari Mesir yang terdiri dari 365 hari, namun dimodifikasi.
Perlu dimodifikasi karena menurut perhitungan mereka, satu tahun di bumi ternyata berjumlah 365,25 hari.
Sosigenes kemudian menyarankan untuk menambahkan satu hari setiap tahun keempat.
Asumsinya memang telah benar, namun terjadi kesalahan pada praktiknya.
Pada mulanya, tahun kabisat terjadi setiap tiga tahun, bukan empat tahun.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta 23 Februari 2021, Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin
Baca juga: Seleksi CPNS 2021/PPPK Segera Dibuka, Begini Cara Melihat Formasi Beserta Alur Pendaftarannya
Hal ini lantaran waktu itu orang Romawi menggunakan tahun yang sedang berjalan sebagai tahun pertama dan bukan tahun berikutnya.
