Wawancara Eksklusif dengan Gatot Jatayu, Dolopnya Dalang Indonesia
Gatot Jatayu kini jadi youtuber jempolan. Namanya menjulang di jagat penggemar wayang purwa, terutama fans almarhum dalang Ki Seno Nugroho.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
G: Waktu saya punya hajat mantu anak saya, Januari 2019, Pak Seno di gedung pertemuan datang, begitu masuk pintu, dia langsung teriak keras banget tiga kali, panggil nama saya…Gatoooottt…Gatotttt…Gatotttt! Pintu masuk ke panggung pelaminan kan jauh, tapi Mas Seno teriak banter banget. Baru mendekat ke pelaminan. Itu sungguh sesuatu yang sangat berarti bagi saya. Karena, jarang-jarang orang masuk gedung pertemuan trus teriak-teriak, kalau bukan karena merasa sangat dekat. Mas Seno mungkin waktu itu ikut merasakan kebahagiaan yang saya rasakan. Sangat-sangat istimewa. Mas Seno tokoh publik yang tidak ngartis. Saya tahu dari Mas Seno sebelum laris sampai dia dikenal begitu banyak orang , jadi dalang kondang, dengan siapapun tidak berubah. Teman-temannya seperti saya, orang-orang lucu, aneh-aneh. Dia sukanya seperti itu.
T: Lalu saat tiba-tiba Mas Seno nggak ada, apa yang terjadi?
G: Yaaah (menghela napas) Saya sebenarnya sudah merasakan ada keanehan di diri Ki Seno Nugroho sejak ulang tahun beliau 23 Agustus 2020. Saat Ki Gadhing Pawukir wayangan untuk surprise ayahnya. Ki Seno kaget, dan itu merasa hadiah sangat berarti dan luar baisa sepanjang hidupnya. Sesudah itu Ki Seno menyampaikan pesan dan kalimat-kalimatnya sangat berarti, dan saya merasakan itu dari lubuk hati paling dalam. Saya merasakan, dalam istilah Jawa, Mas Seno seperti meninggalkan pengewo-ewo (pesan terakhir). Mas Seno kok bicaranya jero banget, terlalu dalam. Iki kok seperti pesan terakhir, dan banyak orang meneteskan air mata. Itu sudah sangat saya rasakan. Sejak itu, selang beberapa minggu, mulai lagi ada keanehan yang saya tangkap. Mas Seno tiap ketemu saya, nggak tahu dengan yang lain, Mas Seno itu ada luapan kegembiraan di luar kegembriaan biasanya. Saya menangkapnya seperti tu, Tiap selesai ketemu Mas Seno, saya selalu cerita sama istri saya. Saya bilang, Mas Seno seperti meninggalkan pengewo-ewo, rasanya saya ini degdegan ya. Begitu saya bilang ke istri saya.
T: Kegembiraan seperti apa yang diungkapkan Mas Seno?
G: Setiap kali ketemu, saya kan langsung klik, gojekan. Misalnya begitu saya muncul di pintu pagar rumahnya, Mas Seno yang biasa duduk di kursi risban besar samping pendopo, dia melambaikan tangan lalu teriak-triak Gatotttt…Tot….Gatotttt! Otomatis kan langsung gojek. Beberapa hari sebelum beliau meninggal, juga kerap menirukan tawa saya. Kalau ndak jika saya selama perjalanan ke Sedayu, saya sering ditelepon…Kok nggak sampai-sampai. Belum lagi kalau siang hari, beliau videocall ya mik cekakakan. Pada akhirnya, saya nanya kabar? Pripun Pak, sehat jenengan? Mas Seno jawab, Alhamdulillah bro, urip arep ngopo meneh tho Tot. Gading (putra Ki Seno) saiki wis gelem mayang, uwis tho, rampung, urip arep ngopo meneh. Nah…gitu lohhh Mas! Meski guyon sik tak rasakan, hloh koq gini. Akhirnya saya punyaPR, tiap kali pulang saya selalu bahas respon, reaksi Mas Senoi dan kata-kata beliau, selalu saya jadi bahan obrolan sama istri saya. Ono opo kok Mas Seno bedo, bungah banget tiap ketemu saya. Kalau jenengan liat video wayangan 27 (Agustus), Mas Seno joget-joget depan pendopo. Itu mas, saya merinding kalau menceritakan Mas Seno.
T: Mas Gatot menangkap tanda-tanda itu?
G: Ya, saya menangkap tanda-tanda itu. Saya pikir juga nggak akan secepat itu. Saya tidak pernah punya jawaban atas itu. Ketakutan saya waktu saya punya pertanyaan soal pengewo-ewo. Seasudah itu (Agustus) kan beliau sakit, diopname beberapa hari.
T: Reaksi Mas Gatot saat terima kabar duka?
G: Saya kaget, saya ngeyel. Saya merasa kalau itu terjadi, tidak mungkin terjadi, wong kemarin kita ketemu. Ada penolakan di saya. Muga-muga bukan, kemarin habis gojekan. Harap-harap cemas, mugo-mugo bukan Mas Seno Nugroho. Tapi ya wis mas, anak-anak saya buka medsos dan membenarkan kabar berita itu. Saya semakin ndak karu-karuan. Kaki saya gemetaran, lemes. Saya ditelpon ndak usah ke rumah skait, langsung ke rumah Sedayu. Anak saya bilang begini, Mak (ibunya), Bapak tutno (ikuti). Bapak itu bingung, sadar po ora kuwi. Dia bilang begitu. Akhirnya saya dikawal istri sayake Sedayu. Ndak karuan rasanya. Kaki dipakai melangkah gemetaran, sepanjang jalan bunek, dada mengkap-mengkap. Saya masih berharap bukan Mas Seno. Ternyata sampai di sana, gamelan sudah dipindah, untuk menyiapkan kedatangan almarhum. Itulah Mas (Gatot menghela napas panjang)
T: Apa pelajaran dan nasihat Ki Seno ke Mas Gatot?
G: Banyak. Mas Seno itu walau guyon, selalu ada pesan-pesan tersirat yang bisa kita tangkap. Dia memberikan ucapan dan juga tindakan untuk dirinya, yang menerima senang, ngguyu, mesem,tapi pesan tersampaikan. Bahkan Mas Seno itu gak hanya mbanyol. Wong nesu (marah) aja lucu. Seorang Mas Seno seperti itu. Sebelum dekat dengan Mas Seno, saya punya kenangan tersendiri. Saya belum nyopir, belum akrab dengan Mas Seno, waktu itu di rumah Mangkusuman mau ada hajat , wayangan. Persiapan pasang panggung, tiba-tiba ada penjual gorengan gendong tenggok, jatuh kepleset. Sama Mas Seno dibantu berdiri, dikasih uang beberapa ratus. Mas Seno, bilang, ini kedah kagem pijet, jenengan wau dawah (tadi jatuh). Itu yang saya tangkap. Apa yang dia punya bukan miliknya. Kepeduliannya luar biasa. Jangan hanya orang dekat, wong adoh kalau dia tahu akan sangat memperhatikan. Antara ucapan dan tindakan itu imbang, Dia selau carai teman-temannya dulu. Wayangan di mana, dia cari teman-teman lamanya. Mas Seno itu orang yang ndak bisa sendirian. Harus ada teman yang klik. Mas Seno orang yang sangat tidak suka bahas politik-politik, sik ruwet-ruwet. Sukanya yang fresh, bikin senang. Lucu,.
T: Berikutnya, soal dolop, soal youtuber, ingat nggak konten apa yang pertama kali diunggah?
G: Ehhhh (tarik napas sembari mengingat) Konten pertama yang saya unggah, saya di suatu kolam renang atau tempat wisata, saya ngligo (tak pake baju), celana basah. Saya joget-joget, padahal kiri kanan banyak pengunjung, Kenapa saya joget, saya berusaha halau dingin. Renang nggak bawa ganti, basah kuyup. Joget-joget. Sampai-sampai ada anak-anak bilang, ada wong edan lewat..wong edan lewat!..hahahahahaha. Saya diajak teman waktu itu, bukan sama Mas Seno. Teman merekam trus saya posting. Saya ndak mudeng ya, ngerti saya, dulu kalo punya WA atau Facebook harus punya akun, trus bisa operasikan lain-lain. Di Facebook saya aktif, buat iseng, nyetatus lucu-lucu. You Tube saya nggak ngerti. Tahunya ya You Tube kaya Fesbook. Facebook itu tulisan, You Tube video. Pikir saya hanya begitu. Setiap hari ya bikin status FB, saben dino buat status You Tube. Tiap hari lalu saya uplod video.
T: Idenya dari mana?
G: Inspirasi saya kenapa saya punya channel You Tube, ada dua orang inspiratornya. Ki Seno dan Dancow Jaiplo, pengendang jaipong,. Saya selalu uplod video begitu liat kendanganya mas Dancow Jaiplo. Saya itu gumunan. Awalnya saya Youtuber gumunan. Tidak sengaja saya didaulat waktu dan keadaan jadi youtuber. Makanya postingan awal saya banyak aksi pengendang Dancow Jaiplo. Saya nggak tahu subscribe, penonton dan lain. Benar-benar buta. Saya tahu subscribe diawali ejek-ejekan saya Mas Seno. Dulu Dalang Seno itu channel pribadi Ki Seno, beliau sudah mulai. Mas Seno suatu saat tanya, piro subscribe mu? Subscribe itu apa? tanya saya. Sini aku ajari, kata Mas Seno. Lalu dilihat, awalnya berapa (subscribe0), 62, dua digit. Mas Seno ngomong, ini apaaaa? You Tube apa ini mik semene. Lalu dibandingkan channel miliknya, udah ribuan. Saya ndak tersinggung, wong ra mudeng (tidak tahu)..hahahaha!
T: Terus?
G: Ya lambat laun, saya terus uplod. Karena saya ini gumunan tapi bodo, tiap punya video saya upload. Terus seperti itu. Sehari bisa 2 sampai 4 video. Terus begitu, berkembang dan waktu itu mau wayangan ke Cilacap. Mas Seno tanya, berapa subscripe saya, waktu itu sekitar 800…Lalu saya rekam di perjalanan, termasuk Mas Seno yang bilang di video, kalau anda ingin bahagia, subscribe channel Gatot Jatayu. Dari situlah mulai berkembang. Mas Seno sangat berperan ke saya dan chanel saya. Perannya sangat penting. Lalu PIN You Tube datang, itu 13 Mei 2020, tepat di ulang tahun pernikahan saya. Saya gajian peryama pas ulang tahun pernikahan. Waktu itu dapat delapan juta sekian. Sudah dirupiahkan.
T: Terima Silver Button kapan?
G: Saya dapat pas 40 hari peringatan meninggalnya ki seno. Pas di perjalanan, sampai Ambarketawang, saya ditelepon anak saya. Video call. Pak, ada paket, sambil ditunjukkan, whaa lha ini yang ditunggu. Ada tulisan Silver Button. Saya langsung mikir, ini berkahe Mas Seno tepat 40 hari. Soal dolop, sekali lagi saya benar-benar nggak mudeng lho mas. Itu yang memberi julukan Mas Seno, karena tertawa saya. Saya pernah dikatain Mas Seno, kalo aji-aji ada istilah bolosrewu, nah saya katanya cangkem sewu (mulut seribu), saking bantere kalau tertawa . Sakjane apa itu dollop? Saya juga masih bertanya-tanya. Saya tidak memproklamirkan diri sebagai dolop. Ini murni Ki Seno Nugroho.
T: Apa perasan Mas Gatot jadi tokoh terkenal?
G: Saya jane biasa saja. Maksudnya, saya tidak terbebani, karena dolop itu nantinya akan jadi warna jika frekuensinya nyambung. Kalau sama Mas Seno udah klik, susah diungkapkan kata-kata. Otomatis ngguyu, gergeran. Suasana unik antik. Untuk saat ini, belum menemukan frekuensi dan pola sama. Akan dengan sendirnya. Saya bisa menarik kesimpulan, dolop itu tidak bisa dibuat, dan tidak bisa dipaksakan tertawa. Anda ketika melihat lucu, ada adegan bikin tertawa, ya tertawa saja. Jangan ditahan. Dolop itu datangnya belakangan. Ndak bisa dolop dulu baru tertawa. Saya pun misalne dipaksa datang jadi dolop. Belum bisa lho mas untuk saat ini. Karena itu tadi, harus klik, ndak bisa serta merta harus cekakakan. Nonton wayang kalau dalangnya ndak lucu yang semalaman ngancing (terkunci), ora iso ngguyu. Akan alamiah.
T: Harapan ke depan?
G: Saya akan tetap konsisten membuat konten. Ibaratnya pasangan dengan mas seno sudah begitu (menautkan tangan), akan tetap membuat konten segar, walau tidak seperti waktu Maa Seno masih ada, setidaknya saya akan buat konten yang minimal diri saya tersenyum, syukur-syukur bisa memaksimalkan tertawanya netizen. Harapan lain, untuk para pelaku seni, dalang, pengrawit, waranggono, teruskan semangat Ki Seno untuk menciptakan Seno Seno baru . Banyak ilmu yang kita dapatkan dari Mas Seno, mari kita kembangkan bersama. Harapan saya juga untuk Mas Gadhing Pawukir dan Mas Gadhang, untuk menjadi the next Ki Seno, mudah-mudahan lebih, melebihi ayahnya. Mas Gadhing dan Gadhang lebih semangat meneruskan Ki Seno Nugroho dan mbah-mbahnya. (TribunJogja/Setya Krisna Sumarga)