Peringatan Dini Bahaya Banjir, BPBD DIY Waspadai Kali Celeng Hingga Bendungan Kritis

Peringatan dini bahaya banjir di beberapa wilayah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai Kamis 18-19 Februari dari Badan Meteorologi

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peringatan dini bahaya banjir di beberapa wilayah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai Kamis 18-19 Februari dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut diantisipasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsurizal menyampaikan, untuk saat ini wilayah DIY telah mengaktifkan sistem peringatan dini bahaya banjir dan bencana hidrometerologi.

"Kami memantau cuaca ekstream dari BMKG. Dan kini BPBD DIY telah mengaktifkan sistem peringatan dini," katanya, kepada Tribun Jogja, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: PT TWC Siapkan SOP Dukung Candi Borobudur Sebagai Destinasi Wisata Spiritual Dunia

Beberapa persiapan telah dilakukan di antaranya pemetaan wilayah berpotensi banjir, tanah longsor dan potensi bencana lainnya saat curah hujan tinggi.

BPBD DIY mencatat ada 17 kecamatan diantaranya mengalami potensi kerawanan menengah-tinggi dan berpotensi terjadinya banjir bandang atau aliran bahan rombakan.

Selain itu terdapat pula 64 kecamatan yang rawan gerakan tanah ini tersebar di seluruh wilayah DIY. 

16 kecamatan berada di Bantul, 18 kecamatan di Gunungkidul, 17 kecamatan di Sleman, 11 kecamatan berada di Kulonprogo, dan dua kecamatan di Kota Yogyakarta.

Beberapa kecamatan yang tingkat kerawananannya termasuk dalam kategori menengah tinggi dan rawan banjir bandang diantaranya Kecamatan Banguntapan, Piyungan berada di Bantul.

Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo berada di Kota Yogyakarta, Kalibawang berada di Kabupaten Kulonprogo, sementara Berbah, Cangkringan, Depok, Kalasan, Minggir, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Tempel dan Turi berada di Kabupaten Sleman.

"Pemetaan kawasan rawan banjir dan longsor itu masih sama, tinggal luapan sungai nanti terjadi di wilayah mana dan kami akan lakukan penanganan," jelasnya.

Antisipasi Kali Celeng

Ancaman banjir saat curah hujan tinggi di bulan ini menurut Danang perlu disikapi dengan serius.

Pasalnya, pada Rabu (17/2/2021) sore tadi kali Celeng yang berada di padukuhan Deresan, Imogiri, Bantul meluap hingga ke jalan.

Gangguan banjir akibat limpasan air sungai tersebut menurutnya turut dirasakan oleh warga sekitar.

Beruntung kejadian tersebut tidak berlangsung lama.

"Air di kali Celeng meluap sampai ke jalan. Tapi sekarang sudah surut," tambahnya.

Danang menambahkan, selain mewaspadai luapan kali Celeng, pihaknya juga mengantisipasi sungai Pucung di Kabupaten Bantul.

Sementara dari segi kesiapan logistik, Danang menegaskan untuk saat ini kecupukan logistik BPBD DIY apabila terjadi kondisi darurat atau bencana masih tercukupi.

Termasuk kesiapan dari postur anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana juga masih memenuhi.

"Logistik ada, tapi kami belum bisa menyebutkan. Yang jelas nanti kalau ada evakuasi banjir masih bisa mencukupi," jelasnya.

Jika mengacu pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DIY 2021, total anggaran BTT tahun ini sebesar Rp 66 miliar.

Waspadai Bendungan Kritis

Selain mewaspadai banjir bandang, BPBD DIY juga terus berkoordinasi dengan Dinas PUP ESDM DIY untuk memastikan kondisi bendungan yang berada di perairan sungai wilayah DIY.

Danang mengatakan, bendung Mergangsan di Surokarsan, Kota Yogyakarta saat ini memang dalam kondisi kritis.

Untuk itu dirinya mengimbau kepada warga masyarakat agar selalu waspada apabila terjadi luapan sungai selama bulan Februari ini.

"Sekarang kan potensinya sudah di depan mata. Kalau ada warga yang memiliki insting kewaspadaan, angin kencang di mana saja, kalau ada potensi ekstrem, sadari potensi lingkunga sekitar dan mencari tempat lebih aman," jelasnya.

Baca juga: Hujan Deras Seharian, Rentetan Pohon Tumbang Terjadi di Gunungkidul

Meski telah berkoordinasi dengan Dinas PUP ESDM, BPBD DIY belum memastikan di mana saja bendungan yang sudah termasuk dalam kondisi kritis.

"Jadi kalau bendungan itu kan ada dua fungsinya, ada yang untuk menahan air lalu dibuang, ada yang untuk aliran irigasi. Kami mengimbau warga, apabila melihat retakan pada tanah atau dinding bendungan segera menjauh," papar Danang.

Pihaknya menekankan supaya masyarakat tetap waspada. Pengaktifan Desa Tangguh Bencana (Destana) menurutnya menjadi kunci meminimalisir dampak banjir dan sejenisnya.

"Tentu dalam Destana itu kan ada Tagana, Pramuka Siaga dan lainnya. Bukan hanya dua hari saja, mereka akan siaga hingga sampai Maret nanti," tegasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved