Erupsi Gunung Merapi

ERUPSI Gunung Merapi, BPPTKG : Waspada Kubah Lava Terus Tumbuh

Sempat terjadi kenaikan kecepatan pertumbuhan dan volume kubah lava. Yang mana laju pertumbuhannya mencapai 49.000 m3/hari.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA/ Setya Krisna Sumargo
MERAPI TERKINI - Foto-foto terkini Gunung Merapi Kamis (4/2/2021) dari Jembatan Gantung Kemiri Kali Boyong dan GOR Kaliurang. Rentetan guguran lava pijar terjadi sepanjang pagi hingga siang. Kamis dini hari hingga pagi terjadi 9 kali guguran lava pijar skala kecil hngga sedang dan jarak luncur maksimum 1.000 meter dari puncak. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) hingga kini masih menetapkan Gunung Merapi berstatus siaga (level III) sejak 5 November 2020.

Status tersebut belum diturunkan mengingat aktivitas vulkanik gunung merapi yang masih cukup tinggi.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, dengan kondisi saat ini pihaknya belum menurunkan status Gunung Merapi, justru harus meningkatkan kewaspadaan dengan kubah lava yang masih terus tumbuh. 

"Kami belum menurunkan status Gunung Merapi. Justru sekarang kita harus waspada dengan kubah lava yang terus tumbuh dan sewaktu-waktu bisa mengakibatkan terjadinya awan panas. Ini harus kita waspadai," ujar Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG, Senin (15/2/2021) sore. 

Hanik menerangkan, Gunung Merapi saat ini memiliki dua kubah lava baru selama fase erupsi 2021.

Baca juga: UPDATE Aktivitas Gunung Merapi : Terjadi Guguran Lava Pijar hingga 1,5 Km Senin Malam dan Pagi Ini

Yaitu, satu di sisi lereng barat daya dan satu di tengah kawah. 

Sempat terjadi kenaikan kecepatan pertumbuhan dan volume kubah lava. Yang mana laju pertumbuhannya mencapai 49.000 m3/hari.

Namun, mengalami penurunan kembali per 13 Februari menjadi 38.000 m3/hari. 

Adapun volume kubah lava di sisi lereng barat daya, lanjut Hanik, mencapai 350.000 m3 per 13 Februari 2021.

Sementara, volume kubah lava lainnya di bagian tengah kawah belum teramati karena kendala cuaca. 

"Pada 4 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak yang mengindikasikan adanya pertumbuhan kubah lava (di tengah kawah). Namun, hingga saat ini tidak teramati kembali dikarenakan tertutup kabut/asap," bebernya. 

Menurut Hanik, intensitas erupsi Gunung Merapi saat ini terhitung masih rendah.

Baca juga: Pemkab Magelang Ubah Status Tanggap Darurat Gunung Merapi Jadi Siaga Darurat

Kecepatan pertumbuhan kubah lava 38.000 m3/hari per 13 Februari dengan rata-rata sebesar 10.000 m3/hari.

"Jarak awan panas maksimal 3,5 km. Masih cukup jauh dari pemukiman warga yang berjarak 6,5 km," imbuhnya. 

Dari hasil pengamatan BPPTKG terhadap aktivitas Gunung Merapi selama sepekan terakhir, yakni 5-11 Februari 2021, terjadi peningkatan intensitas kegempaan dibanding minggu lalu. 

Dalam minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 22 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 193 kali gempa Fase Banyak (MP), 775 kali gempa Guguran (RF), 10 kali gempa Hembusan (DG), dan 13 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ucap Hanik. 

Sementara, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. 

Secara visual, cuaca di sekitar gunung merapi minggu ini umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. 

Baca juga: BPPTKG: Pagi Ini, Teramati 4 Kali Guguran Lava Pijar Gunung Merapi, Jarak Maksimum 1 Km

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.

Tinggi asap maksimum 50 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 9 Februari 2021 pukul 05.35 WIB.

Selain itu, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 92 mm/jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada 5 Februari 2021. 

Hanik mengungkapkan, tidak dilaporkan terjadi lahar atau penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, Hanik menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tambah Hanik. ( Triibunjogja.com ) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved