Bisnis
Kebijakan PPnBM Mobil Baru 0 Persen, Pakar UGM Sebut Kurang Efektif bagi Kalangan Menengah ke Bawah
PPnBM mobil ini berlaku khusus untuk mobil di bawah 1.500 cc dengan kandungan lokal sampai 70 persen yang notabene menyasar kalangan menengah ke bawah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyetujui usulan Kementerian Perindustrian terkait relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Diskon pajak mobil ini akan dilakukan secara bertahap selama 2021.
Skenarionya adalah PPnBM sebesar 0 persen untuk periode Maret-Mei, lalu PPnBM 50 persen pada Juni-Agustus, dan terakhir PPnBM sebesar 25 persen di akhir tahun (September-November).
Namun, PPnBM mobil ini berlaku khusus untuk mobil di bawah 1.500 cc dengan kandungan lokal sampai 70 persen yang notabene menyasar kalangan menengah ke bawah.
Baca juga: Penjualan Mobil Bekas Ikut Terimbas Pemberlakuan PSTKM di Yogyakarta
Kebijakan ini merupakan stimulus yang diberikan pemerintah dalam memulihkan sektor otomotif sangat terpukul akibat pandemi.
Menanggapi hal ini, pengajar di Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM, Dr Hempri Suyatna menganggap kebijakan tersebut kurang efektif jika diterapkan dalam kondisi pandemi saat ini.
Sebab, menurutnya, daya beli masyarakat turun di masa pandemi.
Bagi kalangan menengah ke bawah, untuk memenuhi kebutuhan pokok pun masih banyak mengalami kendala.
"Kalau menurut saya kok kurang akan efektif ya. Sebab, secara umum daya beli masyarakat kan turun ya, sehingga saya menyangsikan efektivitas dari penerapan insentif pajak ini," ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (13/2/2021).
Penjualan Mobil Bekas Ikut Terimbas Pemberlakuan PSTKM di Yogyakarta |
![]() |
---|
Toko Jogja Wisata Kain Kiloan Rayakan Imlek dengan Bagikan Ratusan Meter Kain untuk Panti Asuhan |
![]() |
---|
Industri Wisata Semakin Lemah, PHRI DIY Teruskan Aksi Prihatin Pita Hitam |
![]() |
---|
Aktivitas Penerbangan Naik Saat Imlek, PT Angkasa Pura I DIY Prediksi 2.500 Kedatangan Penumpang |
![]() |
---|
Disperindag DIY Sebut Biaya Transportasi Angkutan Mahal Membuat Ekspor Terhambat |
![]() |
---|