Yogyakarta

Memasuki Puncak Musim Hujan, BPBD DIY Imbau Warga Waspadai Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Pemetaan kawasan rawan bencana kembali dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana hidrometeorologi.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/Istimewa
Salah satu bangunan toko di kawasan Pasar Bintaos, Tepus, Gunungkidul yang terendam banjir genangan pada Senin (08/02/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki puncak musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mengencangkan ikat pinggang.

Pemetaan kawasan rawan bencana kembali dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana hidrometeorologi.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan terkait ancaman bencana hidrometeorologi, pihak BPBD sudah melalukan pemetaan kawasan rawan bencana.

Pihaknya juga sudah melakukan pemetaan kawasan rawan bencana di kawasan rawan bencana Gunung Merapi, kawasan rawan bencana gempa, kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan bencana kekeringan, tsunami dan banjir.

BPBD DIY mencatat ada 17 kecamatan di antaranya mengalami potensi kerawanan menengah-tinggi dan berpotensi terjadinya banjir bandang atau aliran bahan rombakan.

Selain itu terdapat pula 64 kecamatan yang rawan gerakan tanah ini tersebar di seluruh wilayah DIY. 

16 kecamatan berada di Bantul, 18 kecamatan di Gunungkidul, 17 kecamatan di Sleman, 11 kecamatan berada di Kulonprogo, dan dua kecamatan di Kota Yogyakarta.

Beberapa kecamatan yang tingkat kerawananannya termasuk dalam kategori menengah tinggi dan rawan banjir bandang di antaranya Kecamatan Banguntapan, Piyungan berada di Bantul.

Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo berada di Kota Yogyakarta, Kalibawang berada di Kabupaten Kulonprogo, sementara Berbah, Cangkringan, Depok, Kalasan, Minggir, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Tempel dan Turi berada di Kabupaten Sleman.

"Kami ada sekitar 301 Desa Tangguh Bencana. Itu menjadi tugas mandat dari BPBD untuk mengurangi risiko bencana. Dan untuk peta rawan bencana sudah disesuaikan dengan perda RTRW," kata Biwara, kepada Tribunjogja.com, Senin (8/2/2021)

Upaya pendekatan BPBD DIY kepada desa tangguh bencana dinilai efektif untuk mengurangi risiko apabila terjadi bencana.

"Jadi desa itu dibentuk berdasarkan potensi bencana yang ada di tempat itu," terang Biwara.

Ia menjelaskan, pengerukan sampah sungai juga sudah dilakukan oleh BPBD DIY untuk mengurangi risiko adanya banjir bandang.

VIDEO: Info Cuaca BMKG Selasa 9 Februari 2021: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

Peringatan Dini BMKG : Dua Hari Kedepan Wilayah DIY Perkirakan Hujan Lebat, Warga Dimbau Waspada

Bantul Siaga Banjir

Tingkat kesiapsiagaan BPBD DIY kini justru terfokus pada kawasan muara sungai di Kabupaten Bantul.

Biwara kini mengimbau kepada warga di sekitar muara sungai wilayah Bantul agar siaga apabila terjadi hujan deras dengan durasi yang lama.

Pasalnya, saat ini BMKG Yogyakarta sudah memprediksikan bulan Februari ini menjadi puncak musim hujan.

"Harus siaga, karena pengalaman yang sebelumnya Bantul ini khususnya yanh di muara sungai sering terjadi banjir kalau dari atas hujan deras dengan durasi lama," terang Biwara.

Ditanya kewaspadaan adanya banjir lahar dingin, dirinya mengatakan bahwa banjir lahar dingin saat ini tidak begitu mengancam.

Karena menurutnya, sungai-sungai yang berada di kaki gunung Merapi kondisinya sangat dalam, sehingga apabila terjadi hujan deras dan terdapat longsoran lahar dingin yang terbawa ke sungai, maka lahar dingin tersebut akan terendap.

"Selain itu ya kondisi kubah lava saat ini kan lebih kecil, jadi kondisi material relatif kecil," tegasnya.

BTT Sebesar Rp66 Miliar Disiapkan

Untuk pemulihan kawasan yang terdampak bencana, BPBD DIY sudah menyiapkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp66 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021.

Sejauh ini dana tersebut belum tersentuh lantaran saat ini belum terjadi kondisi kedaruratan bencana.

"Itu kan bisa digunakan kalau ada status kebencanaan. Saat ini kan belum ada," jelasnya.

Anggaran tersebut nantinya digunakan untuk pemulihan kawasan yang terdampak bencana.

Secara garis besar, Biwara mengimbau agar masyarakat tetap siaga saat di puncak musim hujan tahun ini.

"Kami imbau masyarakat supaya tetap siaga, khsusnya yang berada di kawasan rawan longsor, dan banjir," pungkasnya.(Tribunjogja/Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved