Bisnis
DPKP DIY : Petani Harus Berkemampuan Olah Hasil Produksi untuk Tingkatkan Perekonomian
Dengan kemampuan olah hasil produksi, maka para petani dapat mengantisipasi kerugian apabila harga komoditas hasil panen mengalami penurunan harga.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong para petani di daerah harus memiliki kemampuan mengolah hasil panen secara mandiri untuk meningkatkan perekonomian.
Dengan kemampuan tersebut, maka para petani dapat mengantisipasi kerugian apabila harga komoditas hasil panen mengalami penurunan harga.
Apalagi, pada masa pandemi harga produk pertanian tidak optimal.
Ditambah lagi, faktor cuaca buruk menjadi tantangan sendiri yang dapat membuat hasil panen terganggu.
• Tingkatkan Disiplin Protokol Kesehatan, DPKPP Gencarkan Sosialisasi ke Petani dan Peternak
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti mengatakan, hanya sebagian saja petani yang mampu mengolah hasil panennya menjadi suatu produk.
"Saat ini di wilayah Yogyakarta jumlah petani yang terdata oleh kami sebanyak 310.605 jiwa. Namun, hanya sebagian kecil yang dapat mengolah hasil panennya," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Kamis (04/01/2021).
Padahal pengolahan hasil panen dapat membuat petani meraup untung yang lebih besar dibandingkan dengan menjualnya secara langsung.
Karena, petani akan memiliki pasar yang lebih luas.
Di wilayah Yogyakarta sendiri, kelompok petani yang dinilai cukup berhasil dalam mengolah produknya yaitu petani salak di daerah Turi, Sleman.
Di mana, produk pertanian yang dihasilkan bukan hanya buah salak segar.
Namun, ada produk lainnya seperti dodol salak dan manisan salak.
• Sebanyak 75 Persen Petani di DI Yogyakarta Telah Memiliki Kartu Tani
"Kelompok petani salak ini, bisa menjadi contoh untuk petani lainnya," ujarnya.
Sementara itu, untuk mengembangkan kemandirian petani, pihaknya pun memberikan fasilitas pelatihan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pemgembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (UPTD Balai PSDMP).
"Pelatihan baik dari sisi teknologi dan inovasi pangan kami sediakan untuk membantu para petani. Supaya, dalam mengolah hasil produk tetap memiliki standar, tidak asal jadi," ujarnya.
Dengan begitu, apabila petani bisa mengolah hasil pertanian menjadi produk yang siap jual.
Maka, akan berimbas pada naiknya perekonomian petani.
"Memang harapan kami, dengan adanya pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani," urainya. ( Tribunjogja.com )