Nasional
Berikut Daftar Wilayah Potensi Banjir di Indonesia Menurut BMKG, Salah Satunya DIY
BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir di sejumlah wilayah di Indonesia pada bulan Februari ini.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir di sejumlah wilayah di Indonesia pada bulan Februari ini.
Setidaknya ada 18 wilayah yang berpotensi terjadi banjir akibat cuaca ekstrem pada puncak musim penghujan Februari ini.
Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan pada bulan Februari 2021 sebagian wilayah Indonesia diprediksi masih berada pada puncak musim hujan, sehingga masih berpeluang mendapatkan curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem lainnya.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, peningkatan trend curah hujan ekstrem ini selain dipicu oleh fenomena dan atau gangguan skala iklim, dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.
"Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespon kondisi curah hujan," kata Guswanto, Rabu (3/2/2021).
Misal jika terjadi banjir bandang, dikarenakan adanya tumpukan endapan longsor yang masuk ke lembah sungai dan juga adanya sisa-sisa penebangan pohon dibagian hulu, yang dapat menahan atau membendung air.
Jika hujan terus berlangsung, kemudian akan menjebol bendung tumpukan endapan longsor dan ranting kayu tersebut.
Akibatnya, endapan dan ranting kayu hanyut dengan kecepatan tinggi, dapat mengakibatkan banjir bandang di bagian hilirnya.
Demikian pula banjir dan genangan, selain akibat curah hujan tinggi, juga dapat diakibatkan kondisi permukaan yang tidak mendukung air meresap ke dalam tanah atau mengalir dengan cepat ke saluran-saluran yang semestinya.
Wilayah waspada banjir 10 hari pertama
Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena menjelaskan dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, maka perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) di bulan Februari 2021 ini.
Wilayah waspada banjir pada 10 hari pertama di bulan Februari 2021 ini di antaranya sebagai berikut:
- Sebagian kecil Bengkulu
- Banten bagian selatan
- Sebagian kecil Jawa Barat bagian timur dan selatan
- Sebagian besar Jawa Tengah bagian Barat dan timur
- Sebagian kecil selatan DI Yogyakarta
- Jawa Timur bagian timur, tengah dan selatan
- Bali bagian utara dan selatan
- Sebagian kecil Nusa Tenggara Barat bagian barat dan timur
- Sebagian kecil Nusa Tenggara Timur bagian barat dan timur
- Sebagian kecil Kalimantan Barat bagian utara
- Sebagian kecil Kalimantan Tengah bagian utara
- Sebagian kecil Kalimantan Selatan bagian timur
- Sebagian kecil Kalimantan Timur bagian barat
- Sebagian kecil Sulawesi Tengah bagian utara dan selatan
- Sulawesi Selatan bagian selatan dan utara
- Sulawesi Tenggara bagian utara
- Sebagian kecil Maluku bagian selatan
- Sebagian kecil Papua Barat bagian timur Provinsi Papua bagian utara
"Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan (1-10 Februari 2021) ini sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang," kata Herizal selaku Deputi Bidang Klimatologi.
• Peringatan Dini Cuaca BMKG Kamis 4 Februari 2021, Waspadai Hujan Disertai Petir di Yogyakarta
• Peringatan Dini BMKG Kamis 4 Februari 2021 : Waspadai Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini
Peta Rawan Longsor dan Banjir di DIY
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.
Sebab, hingga April 2021 nanti, fenomena La Nina masih menghantam Indonesia, tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ini mengakibatkan cuaca ekstrem di DIY masih sering terjadi, bahkan di dua bulan ke depan.
Musim penghujan akan cukup panjang karena La Nina menyebabkan curah hujan lebih tinggi.
La Nina merupakan fenomena iklim global yang ditandai dengan adanya anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik tengah ekuator.
Di lokasi tersebut, suhu muka air laut lebih dingin dari biasanya hingga mencapai lebih dari minus 1 derajat celcius.
“Kami mengimbau, masyarakat tetap waspada. Tolong perhatikan lingkungan sekitar, perhatikan drainase air di area rumah,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Yogyakarta, Reni Kraningtyas kepada Tribunjogja.com, Selasa (2/2/2021).
Pengecekan drainase itu penting untuk memastikan kemana air akan mengalir.
Jangan sampai ketika hujan lebat, drainase area sekitar tidak bisa menampung air hujan karena ada sumbatan dan membuat banjir.
Menurutnya, cuaca ekstrem ditambah dengan fenomena La Nina ini memberikan dampak cukup signifikan di DIY.
Ada beberapa bencana hidrometeorologi menghadang, seperti banjir dan longsor di setiap titik kabupaten dan kota DIY.
“Bencananya tergantung dari topografi. Kalau di daerah Gunungkidul ya bisa terjadi longsor, Sleman bisa banjir,” tambahnya.
Reni turut mengingatkan masyarakat untuk menebang pohon yang cukup tua atau kurang kokoh.
Hal ini untuk menghindari pohon ambruk menimpa bangunan dan menimbulkan korban jiwa, mengingat angin yang berhembus ketika hujan deras cukup kencang.
“Masyarakat yang merasakan tanda-tanda longsor, segera lapor ke pihak berwenang agar cepat dievakuasi,” tuturnya lagi.
Kata Reni, longsor tidak langsung semerta-merta longsor begitu saja, pasti ada tanda-tanda alam yang menyertai.
Namun terkadang masyarakat mengabaikan pertanda itu. “Ini diperlukan tindakan pro aktif masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
Dilanjutkan Reni, BMKG juga sudah menyampaikan informasi tentang puncak hujan, fenomena La Nina dan potensi bencana hidrometeorologi ke pemerintah.
Dengan begitu, ada koordinasi di jajaran pemerintah untuk mengantisipasi bila terjadi bencana.
Disinggung mengenai La Nina, Reni menjawab, La Nina sebenarnya adalah fenomena biasa terjadi dan memang membuat curah hujan lebih tinggi.
Namun, menurut pantauan BMKG, La Nina kini sudah masuk di kategori moderat atau sudah mulai melemah di bulan Februari hingga April 2021.
“Prediksi kami, puncak La Nina ini mulai di bulan Desember, Januari dan Februari,” paparnya.
Musim pancaroba yang akan terjadi sekiranya di bulan Maret ataupun April akan tetap diiringi hujan namun tidak sering. (Kompas.com/Tribunjogja.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Ungkap Daftar Wilayah Waspada Banjir Akibat Cuaca Ekstrem