Dosen Saintek UIN Sunan Kalijaga Raih Gelar Ph.D di Jepang, Teliti Tentang Mikroorganisme

TRIBUNJOGJA.COM - Dosen Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Lela Susilawati, S.Pd., M. Si., berhasil meraih gelar Ph.D., (S3).

Gelar itu didapat dari Biological Production Science Department, Tokyo University of Agriculture and Technology, Japan.

Lela Susilawati merupakan penerima beasiswa program 5.000 Doktor Kementerian Agama RI.

Lela Susilawati berhasil menyelesaikan studi S3 dan riset disertasinya dalam waktu 3,5 tahun dari Oktober 2017 hingga Januari 2021.

Lela susilawati, karya riset disertasinya berjudul “Antifungal And Biocontrol Activities Of Bacteria Isolated From Japanese Flog skin Against Plant Pathogenic Fungi,”.

Melalui karya riset disertasinya ini, Lela berhasil mengungkap bahwa setiap makhluk hidup tidak bisa lepas untuk melakukan asosiasi dengan komunitas mikroorganisme lainnya.

Seperti pada kulit katak yang ia teliti.

Kulit katak berasosiasi dengan komunitas mikroba khusunya bakteri.

Komunitas bakteri ini sangat penting keberadaanya pada kulit katak karena dapat melindungi katak dari predasi dan pathogen.

Lebih jauh Lela menjelaskan, di Jepang, pengembangan penelitian di bidang plant pathology yang menjadi fokus riset disertasi Lela sudah sangat advance.

Sudah banyak profesor bidang plant pathologi di negara sakura ini memiliki paten.

Dan yang paling penting para profesor di sana memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam melakukan penelitian dan memberikan solusi pada permasalahan konkrit di lapangan.

Fokus sekali dalam melakukan riset dan mendalam. Sehingga bisa tuntas dalam memberikan rekomendasi kepada petani di lapangan.

“Seringkali ada banyak kiriman sampel hasil pertanian ke lab. Ini menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara laboratorium (akademisi) dengan masyarakat," katanya dalam rilis yang diterima tribunjogja.com.

Dalam upaya mengembangkan riset-riset di Fakultas Saintek UIN Suka, sepulang dari studinya di Jepang, Lela bertekat akan maksimalkan fasilitas laboratorium.

“Konkretnya, nanti saya akan internalisasikan riset-riset saya selama studi di Jepang yang topiknya tidak hanya bakteri pada kulit katak, tapi topik lain misal virus,” ujarnya. (rls)