Kabupaten Magelang
Ratusan Pengungsi Merapi di Barak Banyurojo Magelang Pulang ke Rumah
Sedikitnya 265 pengungsi asal Babadan I Desa Paten, Kecamatan Dukun yang mengungsi di tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Banyurojo memutuskan pulang
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sedikitnya 265 pengungsi asal Babadan I Desa Paten, Kecamatan Dukun yang mengungsi di tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang pulang pada Senin (1/2/2021).
Mereka memutuskan untuk pulang setelah mengetahui berubahnya potensi ancaman Merapi dari Balai Penyelidikan dan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
"74 orang pengungsi yang merupakan warga dari Dusun Babadan 2 sudah terlebih dahulu pulang kemarin. Kemudian pengungsi terakhir yang pulang hari ini berasal dari Dusun Babadan 1," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Pranowo.
Dia menyatakan, sama seperti pengungsi asal Desa Krinjing lalu yang juga telah pulang ke desa asal, pihaknya hanya memfasilitasi keinginan para pengungsi untuk pulang ke desa asal.
Di tambah pula, pihaknya bersama sejumlah perangkat desa telah lebih dulu berkoordinasi dan memberikan pemahaman yang tepat soal potensi ancaman Merapi.
"Sifatnya kami bukan mengimbau agar pulang, tapi ya berdasarkan keinginan mereka sendiri. Tapi nanti jika Merapi kembali meningkat signifikan aktivitasnya mereka bersedia untuk kembali ke barak lagi," ujarnya.
Baca juga: BPPTKG : Volume Kubah Lava Gunung Merapi Menyusut Pascarentetan Guguran Awan Panas
Baca juga: Aktivitas Masih Tinggi, Senin Dini Hari Gunung Merapi Luncurkan 6 Kali Lava Pijar
Ratusan pengungsi itu pulang dengan menggunakan berbagai kendaraan dinas milik Pemkab Magelang seperti kendaraan pemadam kebakaran, dinas perhubungan, unit ambulans dan juga truk.
Mereka di antaranya terdiri dari warga lanjut usia, orang dewasa, anak-anak dan juga teman difabel.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Sudasri menyatakan, kepulangan warga pengungsi hari ini sifatnya hanya sementara.
Sebab, status Merapi saat ini belum juga diturunkan dan masih berada di level tiga yakni siaga.
"Tapi yang agak melegakan kami itu arah ancaman sudah bergeser. Dulu kan sebelum rekomendasi dari BPPTKG berubah, potensi ancamannya ada di Barat Laut dan Babadan juga terancam.
Tapi setelah berubah ke Barat Daya, wilayah kami aman dan BPPTKG menyatakan bahwa letusannya nanti maksimal tiga kilometer dari puncak. Harapan kami ya, tidak lagi bolak balik ke barak lagi," ujarnya.
Sudasri juga mengucapkan terima kasih kepada perangkat desa setempat dan juga para relawan yang telah menerima dan memperlakukan para warga pengungsi dengan baik.
Mereka merasa tinggal di rumah sendiri meskipun berada di barak pengungsi yang terhitung sejak November tahun lalu.
"Semoga semua kebaikan relawan dan perangkat desa dibalas. Kami semua tidak kekurangan apa pun selama di pengungsian, mau makan tengah malam ada, bahkan pak kepala desa jarang sekali pulang ke rumah selama kami di sini, terus monitor bagaiamana keadaan pengungsi. Semoga persaudaraan tetap terus bisa dijalin," pungkas dia. (Tribunjogja/Yosef Leon Pinsker)