Laporan Aktivitas Gunung Merapi : 230 Kali Keluarkan Lava Pijar dan 71 Kali Guguran Awan Panas
Gunung Merapi tercatat mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak 230 kali, serta 71 kali guguran awan panas selama sepekan terakhir
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Hari berikutnya, ungkap Hanik, BPPTKG mencoba untuk mengambil gambar di lapangan.
Pada Kamis (28/1/2021), BPPTKG mengonfirmasi sejauh mana awan panas guguran yang terjadi pada sehari sebelumnya.
"Dari sini ternyata dari pengamatan drone kami, awan panas yang terjadi untuk jarak maps 3.200 m dan untuk jarak miring 3.500 m, jadi ini titik terakhir awan panas. Jarak awan panas ini masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km," beber Hanik.
Ditanya mengenai dampak spesifik awan panas guguran tersebut, Hanik menjelaskan, pada area yang terlampaui oleh awan panas guguran, maka terbakar hangus dan terjadi kerusakan.
"Area yang terlampaui oleh awan panas tentunya terbakar, rusak, itu sudah hangus. Ini merupakan ciri atau bahaya awan panas suatu erupsi gunung api," terangnya.
Per Jumat (29/1/2021), distribusi probabilitas erupsi Gunung Merapi dominan ke arah erupsi efusif (43 persen).
Potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam pun diprediksi menurun signifikan.

Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.
"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tambahnya.
( Tribunjogja.com )