Yogyakarta

Klaim Biaya Perawatan COVID-19 Bermasalah, RS Swasta di DI Yogyakarta Menjerit

Sejak dilanda pandemi COVID-19 biaya operasional rumah sakit membengkak akibatnya kondisi rumah sakit swasta di DIY kini di ujung tanduk.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Selain persoalan klaim pembayaran biaya perawatan pasien covid-19, rumah sakit swasta kini juga jatuh bangun agar tetap bisa melakukan pelayanan kesehatan.

Bima mengatakan, saat ini rumah sakit swasta membutuhkan dukungan dari beberapa pihak agar dapat bertahan.

Karena adanya COVID-19 ini secara biaya operasional di rumah sakit turut berpengaruh misalnya pengadaan obat-obatan, apd, serta gaji karyawan akan bertambah.

Sementara uang dari customer atau para pasien tidak berubah, apalagi jika pasien tersebut menggunakan BPJS.

"Rumah sakit akan mengeluarkan biaya tambahan mulai dari perubahan struktur, pengadan apd, obat-obatan dan alat kesehatan pendukung. Di rumah sakit saya saja biaya operasional naik hingga 20 sampai 30 persen. Dan cash flow kami sejak Maret negatif," tegasnya.

Saat ini tercatat sudah ada 56 anggota ARSSI DIY, 28 di antaranya ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan swasta dalam penanganan COVID-19.

Ditanya berapa lama rumah sakit swasta mampu bertahan untuk ke depannya, Bima menegaskan jika dalam enam bulan ke depan kondisi tetap seperti saat ini, menurutnya akan banyak rumah sakit swasta yang semakin kesulitan.

Dari 28 rumah sakit swasta rujukan COVID-19 yang tergabung di ARSSI DIY menurutnya sekitar 5 hingga 10 rumah sakit akan terancam kolaps.

"Lima sampai 10 rumah sakit kalau tidak ada penanganan cukup baik, kondisi seperti saat ini berkepanjangan, tentu akan kolaps," ungkap Bima.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Upayakan Penambahan Ruang Isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Rujukan dan Swasta

Tetap Survive

Tak bisa dipungkiri, suntikan dana operasional untuk rumah sakit swasta kemungkinan sangat terbatas.

Hal itu diakui oleh Bima, lalu bagaimana caranya rumah sakit swasta ini dapat bertahan?

Bima menjelaskan, sumber dana untuk mendorong operasional rumah sakit swasta di tengah pandemi Covid-19 ini beragam.

Pertama, mereka mengandalkan tabungan rumah sakit, entah itu dari yayasan maupun sumber lainnya.

Kedua, rumah sakit swasta memanfaatkan sektor usaha lain yang masih dalam satu naungan dengan rumah sakit.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved