Bisnis
Sepekan Terakhir, Harga Telur Ayam Ras di Kulon Progo Mengalami Penurunan
Harga telur yang semula di kisaran Rp 25.000 per kg kini menjadi Rp 18.000 per kg di Kulon Progo.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sejak sepekan terakhir, harga telur ayam ras di Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan.
Harga telur yang semula di kisaran Rp 25.000 per kg kini menjadi Rp 18.000 per kg.
"Pada Desember 2020 lalu harga telur secara bertahap mengalami penurunan. Dari harga Rp 25.000 per kg berangsur menurun menjadi Rp 20.000 per kg. Bahkan saat ini harga telur di kalangan peternak sekitar Rp 18.000 per kg," kata seorang peternak ayam di Dusun Sumur Muling, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Muslih (35) saat ditemui di rumahnya, Kamis (28/1/2021).
Adapun kata Muslih, penurunan harga telur ayam ras kemungkinan disebabkan adanya aturan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) yang berlangsung sejak 11 Januari 2021 lalu.
Baca juga: Supaya Ikut Ambil Peluang, Disdagin Kulon Progo Berikan Dorongan pada Pelaku UMKM
"Kalau menurut pedagang, harga turun karena adanya pembatasan sosial. Sehingga permintaan telur di pasar menurun drastis yang kemudian membuat stok telur banyak dan mengalami penumpukan," katanya.
Muslih juga mengungkapkan harga telur yang mengalami penurunan tidak sebanding dengan harga pakan yang mengalami kenaikan.
Hal itu yang membuat perputaran uang menjadi terhambat.
Dikatakan Muslih, agar bisa balik modal dengan jumlah ayam yang dikelolanya sebanyak 3.000-4.000 ekor, setidaknya harga telur di kisaran Rp 20.000 per kg.
"Apalagi harga pakan konsentrat yang dulunya cuma Rp 350.000 sekarang bisa Rp 400.000 lebih," kata dia.
Baca juga: Disdagin Kulon Progo Pastikan Ketersediaan dan Harga Daging Sapi Cukup Stabil
Penurunan harga telur ayam ras juga turut dirasakan oleh para tengkulak.
Seorang tengkulak telur ayam ras di Dusun Kradenan, Kalurahan Sri Kayangan, Kapanewon Sentolo, Puryadi (34) mengatakan harga telur yang semula Rp 25-26 ribu/kg mengalami penurunan menjadi Rp 17-18 ribu/kg.
Hal ini juga disebabkan dengan adanya Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM).
Sehingga membuat pemasaran telur mengalami kesulitan yang kemudian berdampak terhadap konsumsi telur di kalangan masyarakat.
"Kalau pengurangannya sendiri hampir 40 persen. Katakanlah biasanya pada ambil 1 ton hanya menjadi 6-7 kuintal," ucapnya. ( Tribunjogja.com )
Mengenal Lebih Dekat KRL Yogya - Solo, KRL Pertama yang Beroperasi di Luar Jabodetabek |
![]() |
---|
XL Axiata Pastikan Jaringan 100% Beroperasi Normal di Lokasi Bencana Alam |
![]() |
---|
DG Management Tawarkan Jasa WO dengan Harga Unik |
![]() |
---|
Sasar Penikmat Musik Premium, Sharp Luncurkan Active Speaker Kualitas Suara High Definition |
![]() |
---|
Bonsai Kelapa Makin Digemari saat Pandemi |
![]() |
---|