Siaga Merapi

BPPTKG : Volume Kubah Lava Merapi Saat Ini Masih Kecil, Kewaspadaan Harus Terus Kita Lakukan

Sejak 4 Januari 2021, Gunung Merapi mengalami fase erupsi baru, yakni fase erupsi 2021.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi BPPTKG
Analisis morfologi puncak dan kubah lava Gunung Merapi melalui foto dari stasiun Tunggularum. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejak 4 Januari 2021, Gunung Merapi mengalami fase erupsi baru, yakni fase erupsi 2021.

Adapun fase erupsi sebelumnya, terakhir terjadi pada 2018.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, fase erupsi 2021 ditandai dengan adanya api diam dan lava pijar, serta teramatinya kubah lava baru di sisi barat daya puncak Gunung Merapi

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyampaikan, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 21 Januari terhadap tanggal 14 Januari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru. 

Baca juga: Gunung Merapi Mengalami 17 Kali Guguran Lava Pijar Sejak Dinihari Hingga Sabtu Pagi

"Kecepatan pertumbuhan kubah lava per 22 Januari 2021 sebesar 19.000 m3/hari dengan rata-rata 8,6 ribu/hari (1 minggu)," ujar Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (22/1/2021). 

Ia melanjutkan, volume kubah lava pada 22 Januari 2021 total sebesar 104.000 m3 dengan laju pertumbuhan 19.000 m3 per hari. 

Menurut Hanik, volume kubah lava tersebut masih terbilang kecil.

Sebab, rata-rata pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi biasanya adalah 20.000 m3 per hari.

Sedangkan, rata-rata total volume kubah lava yang dihasilkan mencapai 3,5-4 juta m3.

"Volume kubah lava ini masih kecil, jauh lebih kecil dari tahun 2006. Rata-rata pertumbuhan kubah lava Merapi itu 20.000 m3 per hari. Sedangkan, rata-rata total volume 3,5-4 juta m3," ucapnya. 

Adapun jarak awan panas yang pernah diluncurkan Gunung Merapi selama fase erupsi 2021 maksimal sejauh 1,8 km.

Baca juga: BPPTKG: Probabilitas Erupsi Efusif Gunung Merapi Menguat, Potensi Bahaya Mengarah ke Barat Daya

"Masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km," imbuhnya Hanik. 

Aktivitas seismisitas, deformasi, dan gas Gunung Merapi hingga saat ini juga masih mengalami penurunan.

Menurut Hanik, tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan tambahan suplai magma. 

Bersamaan dengan itu, kejadian kegempaan guguran yang tinggi memang merupakan cerminan aktivitas erupsi.

Walau demikian, intensitas erupsi ini, kata Hanik, terhitung masih rendah. 

"Selama erupsi data guguran merupakan data pemantauan yang penting yang mencerminkan perkembangan erupsi. Saat ini jumlah guguran terus dalam kecenderungan meningkat. Dominasi ke arah barat daya setelah erupsi 4 Januari 2021," bebernya. 

Ia menambahkan, pengamatan perubahan morfologi Gunung Merapi paling signifikan berada di arah barat daya. 

Sedangkan, morfologi kubah dan puncak dari sektor tenggara tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Baca juga: Pemkab Klaten Perpanjang Status Tanggap Darurat Gunung Merapi hingga Akhir Januari 2021

"Kubah lava baru pada kawah belum teramati dari Deles. Namun demikian, kita harus tetap concern pada pemantauan di dalam kawah," imbuh Hanik. 

Ia menuturkan, kondisi data pemantauan saat ini mengarahkan pada 4 kemungkinan kelanjutan aktivitas Gunung Merapi

Probabilitas aktivitas lanjutan Gunung Merapi per 22 Januari 2021 pukul 00.00 WIB di antaranya intrusi 17,9 persen, crypto-eks 18,8 persen, eksplosif 20 persen, dan efusif 43,2 persen. 

"Berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, probabilitas kelanjutan aktivitas saat ini dominan ke arah erupsi efusif, yakni sebesar 43,2 persen. Namun, masih ada kemungkinan ke arah lain," tandas Hanik.

"Ini Merapi-nya kalem. Dalam arti terus terjadi proses, namun pelan-pelan tapi pasti. Untuk kewaspadaan harus terus kita lakukan," sambungnya. ( Tribunjogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved