Kisah Inspiratif

Perajin di Bantul Membuat Batik Bermotif Gambar Virus Corona sebagai Penanda Zaman

Hampir semua kota besar di Pulau Jawa ada yang pesan batik bermotif COVID-19 ini. Bahkan, pesanan datang juga dari Sumatera hingga Kalimantan. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Nurrohmad (rambut merah) pendiri Omah Kreatif DongAji, Sewon, Bantul menunjukkan batik bermotif gambar virus corona. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pandemi Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) memaksa manusia untuk mengubah kebiasaan, dan harus beradaptasi dengan tatanan normal baru.

Semisal dalam bekerja, dianjurkan dilakukan dari rumah dan mengurangi aktivitas di luar.

Hal itu yang menginspirasi Nurrohmad, pendiri Omah Kreatif DongAji di Kecamatan Sewon, Bantul tergelitik untuk menandai zaman pandemi, dalam karya batik bermotif gambar virus corona. 

"Semenjak masa pandemi, kita kan dipaksa work from home (WFH). Dibatasi kemana-mana. Maka selama masa dirumah itu, kita tergelitik untuk mencipta batik Virus Corona. Ini sebagai penanda zaman. Mudah-mudahan corona cepat berakhir," katanya, ditemui Kamis (14/1/2021). 

Nurrohmad mengaku sempat ragu, ketika kali pertama mengabadikan gambar virus corona dalam motif batik karyanya.

Baca juga: Bangkit dari Keterpurukan, Pemilik Toko Lukisan Batik Yogyakarta Banting Stir Jadi Produsen Masker

Apakah--dengan dampak pandemi yang begitu luar biasa--masyarakat masih mau memakai batik motif corona atau tidak.

Ternyata, tanggapan masyarakat beragam.

Ada yang memang tidak suka, tetapi lebih banyak yang suka. 

Terbukti, dengan banyaknya permintaan yang datang hingga barang selalu kehabisan stok.

"Kami sudah tidak memiliki stok. Produksi kami ini pesanan semua," ucapnya. 

Dalam sehari, di Omah Kreatif DongAji, Nurrohmad mampu memproduksi lebih kurang 15 - 20 batik cap.

Jumlah tersebut jika produksi dalam satu warna.

Namun apabila berbeda-beda warna.

"Paling setengahnya. Karena kami tidak pernah mengejar target," terang dia. 

Omah Kreatif DongAji selama ini memproduksi batik cap.

Baca juga: Hikmah Pandemi, Jacqueline Sukses Kembangkan Bisnis APD Hingga Gaun Batik

Namun ada yang menarik dalam proses produksinya.

Sebab, jika pada umumnya, alat cap untuk membuat motif pada kain batik terbuat tembaga, tetapi di sana terbuat dari limbah kertas. 

Kertas dari sisa bungkus snack, dipotong-potong dirangkai sesuai pola lalu dijadikan alat cap pada kain batik.

Menurut Nurrohmad, alat cap dari limbah kertas itu berangkat dari keterbatasan dan ketidakpunyaan. 

"Awalnya ada pesanan batik cap tapi harganya murah sekali. Jika kita membuat pola pakai tembaga, harganya pasti tidak nutup. Akhirnya kita berfikir, dan mencoba membuat pola pakai kertas. Ternyata bisa," ujar Nurrohmat, bercerita. 

Selain murah, limbah kertas juga mudah didapat dan mudah dibentuk.

Sehingga, bagi dia, penemuan pola batik cap berbahan limbah kertas merupakan teknologi tepat guna.

Meringankan bagi industri pembuatan batik cap kecil skala rumahan. 

Baca juga: Sekar Jagad Perjuangan Batik Nitik Menjadi Indikasi Geografis DI Yogyakarta

Penjualan

Nurrohmad mengungkapkan, batik bermotif corona hasil kreasi dari Omah Kreatif DongAji tidak pernah dipasarkan resmi di market place dan hanya di-posting melalui status WhatsApp.

Tetapi animo masyarakat yang memesan barang cukup banyak.

Hampir semua kota besar di Pulau Jawa ada yang pesan.

Bahkan, pesanan datang juga dari Sumatera hingga Kalimantan. 

"Padahal, kita nggak pernah memasarkan. Hanya lewat status WA saja," ucap Nurrohmat.

Ia mengaku sudah berkeliling Indonesia untuk memberikan pelatihan batik cap dengan pola berbahan kertas.

Sehingga, contack handphone-nya terhubung dengan para perajin dari berbagai daerah.

Baca juga: Berdayakan Ratusan UKM, Pemkab Bantul Gelontorkan Rp 600 Juta untuk Produksi 100.000 Masker Batik

Hal itu memudahkan dalam pemasaran. 

Adapun soal harga, batik cap motif Virus Corona dibanderol dengan harga bervariasi.

Satu kain berukuran 115x200 harganya berkisar antara Rp 80 - 200 ribu.

Harga tersebut disesuaikan dengan warna dan kerapatan motif.

Selain menjual batik cap, omah kreatif DongAji juga menjual pola motif berbahan limbah kertas. 

"Motif dari limbah kertas ini bisa custom. Harganya antara Rp 50 - 200 ribu," papar dia. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved