Titik Api Diam dan Lava Pijar Tanda Fase Erupsi Gunung Merapi

gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi baru, yakni erupsi sejak 4 Januari 2021. Fase itu ditandai dengan teramatinya api diam

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
Guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM Sleman - Gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi baru, yakni erupsi sejak 4 Januari 2021. Fase itu ditandai dengan teramatinya titik api diam dan lava pijar yang muncul di dasar Lava 1997.

Rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam.
Rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam. (Tribun Jogja/Setya Krisna Sumarga)

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyebutkan, citra satelit BPPTKG mengonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga adalah material baru.

"Gundukan diduga adalah material baru. Sebagian mengalami longsor bersama material lama," ujar Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG, Sabtu (9/1/2021).

Ia menjelaskan, hingga kini, gundukan tersebut terdapat di dua tempat.

Yakni, gundukan yang ada di pinggir bibir atau lereng Lava1997 dan gundukan lainnya yang terlihat di tengah kawah.

"Gundukan ada di pinggir bibir/lereng Lava1997. Gundukan juga terlihat di tengah kawah. Namun, yang berkembang saat ini adalah yang di sisi Lava1997," tuturnya.

Hanik menerangkan, untuk gundukan yang berada di tengah kawah, hingga kini belum dapat terlihat melalui CCTV.

"Yang di tengah dari CCTV belum terlihat. Mudah-mudahan ini indikasi bahwa ada, tetapi perlu pengamatan lebih lanjut lagi," bebernya.

Pada Senin (11/1/2021) pukul 12.00-18.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 24 gempa guguran, 3 gempa hembusan, 45 gempa hybrid/fase banyak, dan 10 gempa vulkanik dangkal.

Secara visual, gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

Masih pada periode tersebut, cuaca Gunung Merapi berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 17-21 °C, kelembaban udara 78-95 persen, dan tekanan udara 625-686 mmHg.

"Volume curah hujan 13 mm per hari," imbuh Hanik, Senin (11/1/2021).

KAWAH MERAPI - Asap mengepul dari kubah lava Merapi sisi tenggara pada Selasa (8/1/2019) pagi. Sejak pertengahan Agustus 2018, aktivitas gunung memunculkan kubah lava baru yang terus bertambah volumenya setiap hari.
KAWAH MERAPI - Asap mengepul dari kubah lava Merapi sisi tenggara pada Selasa (8/1/2019) pagi. Sejak pertengahan Agustus 2018, aktivitas gunung memunculkan kubah lava baru yang terus bertambah volumenya setiap hari. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Sementara, di hari sebelumnya (Minggu, 10/1/2021) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 176 gempa guguran, 164 gempa hybrid/fase banyak, 44 gempa vulkanik dangkal, 3 gempa tektonik, dan 35 gempa hembusan.

Selain itu, teramati 29 kali guguran lava pijar dan guguran lava dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke hulu Kali Krasak.

Terdengar 2 kali suara guguran dengan intensitas sedang hingga keras dari pos pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved