Penampakan Lava Pijar Gunung Merapi Diabadikan dari Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com SLEMAN -- Rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam.
Guguran lava pijar ke arah barat daya puncak ini berlangsung secara temporer hingga Senin (11/1/2021) dini hari.
Setelah ditetapkan status Siaga sejak 5 November 2020, Merapi memasuki fase erupsi 2021 pada Senin (4/1/2021) malam, ditandai kemunculan titik api diam dan guguran lava yang menyertainya.

Berdasarakan laporan Mingguan atau pada pada periode pengamatan Sabtu (9/1/2021) pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak 15 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke hulu Kali Krasak.
Selain itu, terdengar 1 kali suara guguran dari Pos Babadan.
"Teramati guguran lava pijar sebanyak 15 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke hulu kali krasak. Terdengar 1 kali suara guguran dari Pos Babadan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Sabtu (9/1/2021).
Secara visual, lanjut Hanik, gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah.
Kegempaan yang terjadi dalam periode tersebut di antaranya gempa guguran 36 kali dengan amplitudo 3-30 mm durasi 12.7-91.2 detik, gempa hembusan 7 kali dengan amplitudo 3-4 mm durasi 11.6-19 detik.
Gempa hybrid/fase banyak 51 kali dengan amplitudo 3-20 mm S-P 0.3-0.5 detik durasi 5-8.4 detik, dan gempa vulkanik dangkal 12 kali dengan amplitudo 38-75 mm durasi 11.8-49 detik.
Secara meteorologi, cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan.
Angin bertiup lemah ke arah barat daya. Suhu udara 14-25.7 °C, kelembaban udara 72-75 persen, dan tekanan udara 625.3-686.3 mmHg. Volume curah hujan 0.5 mm per hari.

Hanik juga menyampaikan, status Gunung Merapi hingga saat ini masih siaga atau level III.
Daerah potensi bahaya masih dalam jarak maksimal 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Adapun rekomendasi BPPTKG untuk semua stakeholder terkait masih sama.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mengatasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," ujar Hanik.
Selain itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. ( Tribunjogja.com )