Kabar Terbaru Merapi, Lava Pijar Hingga Hujan Abu Tipis Kawasan Lereng Selatan
guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tribunjogja.com Sleman -- Aktivitas Gunung Merapi masih bergejolak dari hari ke hari.
Pada beberapa hari terakhir lava pijar Merapi tampak terlihat dari pantauan ketika kondisi cuaca bagus di seputaran puncak Merapi.
Pantauan Tribunjogja.com pada Minggu malam, rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam.
Guguran lava pijar ke arah barat daya puncak ini berlangsung secara temporer hingga Senin (11/1/2021) dini hari.
Setelah ditetapkan status Siaga sejak 5 November 2020, Merapi memasuki fase erupsi 2021 pada Senin (4/1/2021) malam, ditandai kemunculan titik api diam dan guguran lava yang menyertainya.

Melansir Kompas.com, Lava pijar di Gunung Merapi terpantau tercatat hingga 26 kali pada Minggu (10/1/2021), pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Selain itu, juga terjadi hujan abu di sekitar lereng Gunung Merapi.
Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, periode pengamatan Minggu (10/1/2021) pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 150 meter di atas puncak.
"Guguran lava pijar sebanyak 26 kali," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, periode pengamatan Minggu (10/01/2021) pukul 18:00 WIB hingga 24.00 WIB, Senin (11/01/2021).
Hanik menyampaikan, guguran lava pijar tercatat dengan jarak luncur maksimum 900 meter.
Guguran lava pijar ini mengarah ke hulu Kali Krasak. "Terdengar 1 kali suara guguran dari pos Babadan," urainya.
Sedangkan dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, Senin (11/1/2021) pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB terpantau 19 kali guguran lava pijar.
"Guguran lava pijar teramati 19 kali, jarak luncur maksimum 600 meter arah hulu Kali Krasak," ungkapnya.

Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM), Rambat Wahyudi menyampaikan, pada Minggu (10/01/2021) malam sempat terjadi hujan abu tipis di sekitar lereng Gunung Merapi sisi selatan.
"Dari pantuan teman-teman KSM memang terjadi hujan abu tipis terjadi sekitar pukul 20.00 WIB," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan membenarkan adanya hujan abu tersebut.
"Ada hujan abu tipis. Terpantau hujan abu tipis di Dusun Singlar, Kalitengah Kidul, Srunen, Kalitengah Lor," jelasnya.
Sampai saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III).
Radius bahaya berada 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
Lahar Hujan
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan belum ada potensi lahar hujan Gunung Merapi.
Hal ini karena material yang terlontar karena erupsi kecil belum berpotensi menyebabkan lahar hujan.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan, belum ada potensi terjadinya lahar hujan. Hal ini karena material di Gunung Merapi yang terlontar kemarin erupsi kecil-kecil belum berpotensi menyebabkan lahar hujan.
“Jadi saat ini material yang di atas itu yang terlontar kemarin erupsi kecil-kecil itu belum berpotensi untuk menyebabkan lahar hujan,” ujarnya.
Potensi lahar hujan, menurut Hanik, baru ada setelah erupsi. Material yang keluar berapa baru bisa diketahui adanya potensi lahar hujan.
“Jadi potensi lahar nanti setelah erupsi material berapa, itu baru kita tahu adanya potensi lahar hujan,” tuturnya.
Kejadian yang terjadi pada beberapa waktu lalu adalah bukan lahar hujan, tetapi banjir yang diakibatkan intensitas hujan yang tinggi.
Material-material dinding-dinding tebing terbawa ke bawah karena intensitas hujan yang sangat tinggi.
“Kalau kemarin saya lihat memang ada video, itu masih banjir karena intensitas hujan sangat tinggi bersama material-material dinding-dinding tebing yang terbawa ke bawah, jadi bukan lahar,” ujarnya.( Tribunjogja.com | Kompas )