Menelisik Riwayat Kampus UGM Cabang Magelang, Bangunannya pun Masih Kokoh Berdiri hingga Kini
Sisa-sisa kampusnya kini masih dapat dijumpai di kompleks Bakorwil II Magelang atau eks Karesidenan Kedu di Kota Magelang.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Universitas Gadjah Mada (UGM) ternyata pernah memiliki kampus cabang di Kota Magelang.
UGM Cabang Magelang, namanya.
Kampus tersebut berdiri dari tahun 1964 sampai 1978.
Sisa-sisa kampusnya kini masih dapat dijumpai di kompleks Bakorwil II Magelang atau eks Karesidenan Kedu di Kota Magelang.
Gedung eks Kampus UGM Cabang Magelang tersebut masih berdiri tegak.
Bahkan sampai saat ini, setelah 43 tahun UGM Cabang Magelang ditutup pada tahun 1978.
Semak belukar tumbuh dengan subur di halaman eks kampus.
Gedung kampus masih lengkap dengan atap, meski jendela dan pintu gedung sebagian besar telah rusak.
Jaraknya kurang lebih hanya 50 meter dari Gedung Bakorwil II Magelang.
Masuk ke lokasi eks kampus, tampak sebuah 'Lingga' berdiri di tengah halaman.

Lalu, sebuah monumen yang berukuran besar berlogo UGM Cabang Magelang dengan tulisan tahun pendirian (1964-1978).
Berikut nama susunan pengurus universitas dan fakultas, dosen, dan jumlah mahasiswa yang pernah berkuliah, tertulis dalam prasasti di monumen.
Masuk lebih jauh ke dalam gedung, gedung eks UGM Cabang Magelang terdiri beberapa bagian.
Terdapat ruangan yang tampak seperti ruang kelas dan perkantoran, lorong dan beberapa ruangan kecil.
Arsitekturnya masih bergaya lama ala tahun 1960-an. Dinding bercat krem dan rumput yang tumbuh subur di sekelilingnya.
Keluar dari gedung, berjalan ke arah barat, tepat di sudut kampus, terdapat satu gazebo yang berdiri di atas gundukan bukit kecil.
Panorama seluas 180 derajat dari Gunung Sumbing, Bandongan dan Kali Bening tampak dengan jelas.
Konon, juga ada satu kuburan yang berada di belakang gedung yang belum diketahui siapa pemiliknya.
Berdasarkan informasi dari prasasti di monumen yang berdiri di sana, UGM Cabang Magelang diresmikan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Dr Syarif Thayeb pada tanggal 18 Desember 1964 berdasarkan surat keputusan menteri PTIP nomor 181/1964.
Susunan pengurus universitas kala itu yakni GPH S Harjomataram sebagai koordinator, Slamet Dwiraharjo sebagai pembantu I, Drs RA Bagus Panuntun sebagai pembantu II, Drs Warsito sebagai pembantu III.
UGM Cabang Magelang terdiri dari beberapa fakultas yakni fakultas hukum dengan dekan GPH S Harjomataram, fakultas ekonomi dengan dekan Drs Soehardi Sigit, Fakultas Teknik dengan dekan Ir Pragnjono Mardjikoen, dan Drs Sujudi Mangunwihardjo sebagai kepala kantor.

Ada sekitar 13 orang dosen tetap, 64 orang dosen tidak tetap dan 30 orang pegawai.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0267/u/1978 Tanggal 12 Agustus 1978, UGM Cabang Magelang dilikuidasi. Dari tahun 1963 sampai 1978, ada kurang lebih 1.855 mahasiswa yang terdaftar
. Sarjana lengkap pria 265 orang, wanita 56 orang. Sarjana muda pria 545 orang dan wanita 99 orang.
Pegiat Sejarah, Bagus Priyana, menceritakan bagaimana gedung kampus yang usang tersebut sangat penting dan menjadi salah satu bagian dari sejarah.
Menurut berbagai catatan yang dikumpulkannya dari Arsip UGM dan dokumen resmi, UGM Cabang Magelang bermula dari perguruan tinggi swasta yang didirikan oleh Yayasan PTM.
Tujuan pendiriannya selain untuk memajukan pendidikan di daerah Magelang, ternyata juga untuk mengimbangi partai gerakan kiri yang telah mendirikan Universitas Rakyat Borobudur.
"Tujuannya selain untuk memajukan pendidikan di daerah Magelang juga ada tujuan politis yaitu untuk mengimbangi usaha Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada waktu itu telah mendirikan Universitas Rakyat Borobudur yang dirintis oleh Walikota Kodya Magelang kala itu," ujarnya.
UGM Cabang Magelang berada di wilayah Kotamadya Magelang.
Sementara Ketua Yayasan dijabat oleh Bupati K.D.H. Magelang. Pimpinan perguruan tinggi pada waktu itu dipercayakan kepada Pamen A.M.N. seorang abiturient Fakultas Hukum UGM.
Sedangkan pimpinan fakultas yang terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknik dipercayakan kepada dosen-dosen dari fakultas sejenis di UGM Yogyakarta.
Pada awal mendapatkan status negeri sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN), UGM Cabang Magelang hanya punya dua fakultas yakni ekonomi dan hukum.

Pada tahun 1964, fakultas teknik ditambahkan. Kegiatan perkuliahan pun terus berjalan di sana. Sampai pada akhirnya tahun 1978, UGM Cabang Magelang ditutup.
Kegiatan perkuliahan dan akademik seluruhnya dipindah ke Yogyakarta.
"UGM Cabang Magelang memiliki 2 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum. Pada tahun 1964 ditambah dengan Fakultas Teknik Bagian Sipil. Kampus berada di komplek Residen Kedu Jl. Diponegoro. Karena untuk efisiensi dan keefektifan pengajaran, UGM Cabang Magelang ditutup," kata Bagus.
Kini, sisa-sisa gedung eks Kampus UGM Cabang Magelang itu masih bisa ditemui sampai sekarang di kompleks Bakorwil II Magelang.
Meski tak lagi digunakan, sisa-sisa kampus dan monumen yang berdiri mengingatkan akan sejarah, terutama sejarah pendidikan tinggi di Kota Sejuta Bunga ini.
( tribunjogja.com )