Kisah Inspiratif

Tutupi Kebutuhan Hidup, Sagiono Jajakan Jas Hujan di Titik Nol KM Yogyakarta Meski Sepi Pengunjung

Malam ini, Kamis (31/12/2020) Jas Hujannya sulit laku, pasalnya tidak banyak pengunjung yang datang.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Taufiq Syarifudin
Sagiono menjual jas hujan di kawasan Km Nol menjelang tahun baru 2021. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Momen tahun baru biasanya disambut bersama orang-orang terkasih. 

Ada yang berkumpul di rumah, atau sekadar jalan-jalan di kota, sambil menunggu pesta kembang api diluncurkan.

Namun berbeda dengan Sagiono, penjual jas hujan di kawasan titik nol kilometer, Kota Yogyakarta.

Lelaki paruh baya tersebut terlihat tekun, menjajakan Jas Hujan di tengah guyuran hujan pada pengunjung di sana.

Suaranya mantap, sembari tangannya mengacungkan barang dagangnya.

"Jas hujan, jas hujan, jas hujan," ucapnya pada tiap pengunjung yang melintas di hadapannya.

Baca juga: Jelang Tahun Baru 2021, Kawasan Titik Nol KM Yogyakarta Masih Lenggang

Tubuhnya yang gempal, ditutupi dengan jas hujan berwarna kuning cerah, sama dengan serupa dengan barang di tangannya.

Ia mengaku, menjual jas hujan saat musim hujan saja.

Pada hari biasa, ia menjual air minum dalam kemasan dan tikar kecil untuk sekadar duduk berdua.

Malam ini, Kamis (31/12/2020) Jas Hujannya sulit laku, pasalnya tidak banyak pengunjung yang datang.

Adapun yang datang, memilih diguyur gerimis atau membawa Jas Hujan sendiri.

Petugas keamanan sesekali menyisir pedestrian, mengimbau pengunjung agar tetap jalan, tidak berkerumun di satu tempat.

Mobil polisi dengan lampu rotator berkali-kali melintas, pun menyerukan agar para pengunjung jangan berkerumun, dan cepat pulang ke rumah.

"Kepada para pengunjung, jangan berkerumun, cepat pulang, keluarga sudah menunggu di rumah," seru petugas menggunakan pengeras suara sambil lalu.

Bagi Sagiono dan rekan lainnya yang menjual jas hujan, seruan itu terdengar klise.

Karena, jika ia tidak berdagang, maka akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga di rumah.

Tidak ada waktu baginya untuk bersantai di rumah.

Baca juga: Dua Jam Jelang Pergantian Tahun Malioboro Mulai Dipadati Pejalan Kaki, Kendaraan Padat Merayap

Pria yang sudah 12 tahun berjualan di kawasan Maliboro itu, memiliki dua anak yang sedang sekolah di bangku SMP.

Itulah satu alasannya, ia tetap bertahan menjajakan barang dagangnya di sana.

"Kalau dagangan ini laku, saya bisa nyicil bayar utang, biaya anak sekolah, kalau tidak yang susah," tuturnya.

Menjelang pukul 10, titik nol kilometer masih belum seramai tahun sebelumnya.

Petugas keamanan mulai terlihat di beberapa titik.

Kemudian Sagiono melakukan panggilan dengan gawainya pada sang istri, yang sedang jual air minum kemasan di Beringharjo, bertanya apakah dagangannya sudah laku atau belum.

Katanya masih sepi, Sagiono tetap tersenyum dan tidak banyak bicara, langsung berpamitan, kembali ke aktivitasnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved