Fakta Varian Corona Baru di Inggris yang Bikin Saudi hingga Indonesia Waspada
Varian baru dari virus corona sedang melanda Inggris. Pada saat yang sama, negara itu melaporkan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak
Tribunjogja.com - Varian baru dari virus corona sedang melanda Inggris. Pada saat yang sama, negara itu melaporkan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak serta meningkatnya kasus rawat inap dan kematian akibat virus corona. Di London minggu lalu, berdasarkan laporan The Independent, diperkirakan 2% orang di rumah tangga pribadi dinyatakan positif terkena virus corona.
Negara-negara di dunia langsung waspada. Sebab lebih dari 15 negara sudah melaporkan adanya virus itu di negara mereka. Negara yang belum dilaporkan ada langsung mengantisipasi mulai Kerajaan Arab Saudi termasuk Indonesia yang membatasi masuk warga negara asing.

Kini timbul pertanyaan, Apakah peristiwa-peristiwa ini terhubung? Apakah varian baru menyebabkan lonjakan ini?
Saat ini, ilmuwan Inggris mulai menjawab pertanyaan itu. Varian baru, yang mengandung 17 mutasi, tampak lebih mudah ditularkan dan lebih sulit dikendalikan dalam hal penyebaran.
"Mengingat semua bukti biologis dan epidemiologis yang telah dikumpulkan dalam beberapa minggu terakhir, saya pikir gambaran tersebut semakin konsisten dengan sesuatu yang cukup serius," kata ahli epidemiologi Nick Davies, yang memimpin penelitian seperti yang dilansir npr.org.
Davies adalah bagian dari sekelompok ilmuwan di Inggris, yang disebut SPI-M, yang tugasnya menggunakan model matematika untuk memprediksi bagaimana penyakit akan menyebar untuk memandu keputusan pembuat kebijakan.
Berikut 4 fakta mengenai varian baru virus corona di Inggris, seperti yang dilansir dari CNBC:
1. Sudah ada ribuan kasus yang ditemukan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, mutasi itu ditemukan pada 1.108 kasus di Inggris pada 13 Desember. Namun, kemungkinan jumlahnya lebih dari itu karena para ilmuwan perlu menjalankan tes tambahan untuk memastikan jenis virus mana yang terinfeksi pasien, termasuk mengurutkan kode genetik.
WHO mengatakan varian itu dilacak kembali ke daerah Kent di tenggara Inggris, di mana ia ditemukan pada 20 September, berdasarkan analisis retrospektif.
Namun, baru pada bulan Oktober, varian tersebut mulai menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah, kata WHO, menambahkan bahwa kasus terus meningkat pada kecepatan yang tidak terduga hingga November, mendorong penyelidikan dan penemuan mutasi awal bulan ini.
Antara 5 Oktober dan 13 Desember, lebih dari 50% sampel virus dari tenggara Inggris yang diurutkan ditemukan sebagai strain varian.
2. 70% lebih menular
Inggris mengatakan varian itu 70% lebih mudah ditularkan daripada jenis virus asli.
Berdasarkan data awal dari Inggris, CDC menilai, varian baru ini berpotensi lebih cepat ditularkan daripada varian lain yang bersirkulasi.