GeNose C19 Diklaim Dapat Deteksi Semua Varian Virus SARS-CoV-2

GeNose C19 memiliki basis kerja AI atau kecerdasan buatan yang akan terus meningkat kemampuannya seiring data yang dimasukkan. 

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dari UGM, 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Alat deteksi cepat COVID-19 melalui embusan napas manusia buatan tim peneliti UGM yakni GeNose C19, telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020.

Kini, alat tersebut sudah dapat diproduksi secara massal dan digunakan masyarakat luas untuk kepentingan 3T COVID-19. 

Meski COVID-19 sudah bermutasi, GeNose C19 diklaim tetap dapat mendeteksi varian virus baru SARS-CoV-2.

Hal itu disampaikan seorang anggota tim pembuat GeNose C19, dr Dian Kesumapramudya Nurputra. 

Baca juga: Terdapat 9 Kasus COVID-19 di Kantor DPRD Kulon Progo, 3 Orang Dinyatakan Sembuh

Menurut Dian, GeNose C19 memiliki basis kerja AI atau kecerdasan buatan yang akan terus meningkat kemampuannya seiring data yang dimasukkan. 

"Maka itu kami akan terus menjaga close contact dari setiap pembeli GeNose C19 di mana kami harapkan bantuan mereka untuk menyimpan data dengan baik dan dari data itulah software atau otak GeNose akan selalu di-upgrade, termasuk nanti apabila terdeteksi virus Covid-19 varian baru yang ditemukan oleh pemeriksaan konfirmatori dari PCR," ungkapnya dalam Konferensi Pers melalui kanal YouTube Kemenristek/BRIN, Senin (28/12/2020). 

Ia menambahkan, semakin sering GeNose C19 memprediksi virus SARS-CoV-2 baik varian lama maupun baru, maka alat tersebut akan semakin akurat. 

Dian juga menjelaskan, untuk memastikan validasi dan akurasi GeNose C19 pihaknya telah melakukan dua penelitian besar.

Pertama, profiling atau uji validasi di RS Bhayangkara dan RSLKC Bantul.

Baca juga: GeNose C19 dan Uji CePAD Diharapkan Mampu Akselerasi Screening COVID-19 di Indonesia

Kedua, uji diagnostik pre-marketing atau uji klinis di 8 RS di Indonesia.

"Hasilnya didapatkan sensitivitas 89-92 persen, spesifisitas 95-96 persen, positive predictive value 87-88 persen, negative predictive value 97 persen, positive likelihood ratio 20,32, dan negative likelihood ratio 0,08," ungkapnya.

Adapun harga eceran tertinggi mesin GeNose C19 adalah Rp62 juta.

Sementara, kantung plastik atau balon yang dibutuhkan setiap kali testing Rp6.500.

Selain itu, harga hepa filter Rp20.000 namun bisa digunakan hingga 100 kali pakai atau diganti saat ada kasus positif Covid-19 yang terdeteksi. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved