Pelancong Bermotor Masuk Daerah Istimewa Yogyakarta Tak Diperiksa Rapid Test Antigen

pandemi ini tidak menyurutkan wisatawan untuk berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
DOk Tribunjogja.com
Peta Kawasan Malioboro sebagai tujuan wisatawan yang menuju Yogyakarta 

- Kawasan Malioboro Penuh

- Pengguna Transportasi Umum Tunjukan Dokumen RTA

Para wisatawan memadati kawasan Malioboro pada libur Nataru, di mana masih di kondisi Pandemi Covid-19, Sabtu (26/12/2020).
Para wisatawan memadati kawasan Malioboro pada libur Nataru, di mana masih di kondisi Pandemi Covid-19, Sabtu (26/12/2020). (TRIBUN JOGJA/TAUFIQ SYARIFUDIN)

Tribunjogja.com Yogyakarta --- Musim liburan Natal-tahun baru (Nataru) di tengah pandemi ini tidak menyurutkan antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kawasan Malioboro dipadati para pelancong, Sabtu (26/12/2020) siang, beberapa orang yang ditemui Tribun Jogja, mengaku masuk ke DIY tanpa perlu menunjukkan hasil rapid test antigen.

Sebelumnya, Pemda DIY mewajibkan pelancong, pemudik, atau siapa saja yang masuk ke DIY di masa liburan ini untuk rapid test antigen.

Nanang dan Lita, wisatawan dari Purwokerto, Jawa Tengah, datang ke DIY menggunakan motor pribadi.

Kemarin mereka berdua berkunjung ke Malioboro.

"Kita enggak dapat imbauan atau screening soal rapid test antigen di manapun. Paling tadi (kemarin) ada cegatan masker di jalan dan di depan sana," ucap Nanang, sambil menunjuk arah utara Malioboro setelah dirinya diperiksa kelengkapan protokol kesehatan oleh petugas.

Pengakuan serupa pun diutarakan Emil Nurjamil.

Pria asal Ciamis, Jawa Barat yang menggunakan mobil pribadi menuju ke DIY juga tidak diminta menunjukkan hasil rapid test antigen selama perjalanan maupun setibanya di DIY.

“Saya ke Jogja mau (foto) pre-wedding sekalian mau wisata. Makanya pakai mobil biar fleksibel,” ucapnya kepada Tribun Jogja.

Dia sebelumnya tidak mengetahui mengenai aturan wajib tes sebelum masuk ke DIY.

Tranportasi umum

Kondisi berbeda terjadi pada para pengunjung DIY yang datang menggunakan moda transportasi kereta api.

Alim Akbar dan Fitri Sakinah misalnya.

Pelancong asal Jember, Jawa Timur ini menjalani rapid test antigen di stasiun keberangkatan.

Ketika menginap di hotel pun mereka diminta hasil tes tersebut.

Begitu pula dengan Fahmi Suharto.

Melancong ke DIY dari Surabaya menggunakan kereta api, dia pun menjalani rapid test antigen sebelum melakukan perjalanan.

Calon penumpang pesawat udara sedang mengantre layanan rapid test antigen di Bandara YIA, Kulon Progo.
Calon penumpang pesawat udara sedang mengantre layanan rapid test antigen di Bandara YIA, Kulon Progo. (TRIBUNJOGJA.COM / Sri Cahyani)

Sikap pemda

Upaya pengawasan dan pengecekan dokumen rapid test antigen, sebagai syarat masuk wisatawan luar daerah ke Yogyakarta dilakukan saat operasi nonyustisi oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY.

Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad mengatakan, setiap hari pihaknya melakukan operasi nonyustisi di tempat-tempat keramaian.

Selain menegakkan protokol kesehatan, juga untuk mengecek kelengkapan dokumen wisatawan dari luar daerah.

Upaya ini dilakukan sejak Kamis 24 Desember 2020.

"Saat melakukan pengecekan terhadap pemakaian masker sekaligus kita cek surat (hasil) rapid test.

Namun hanya untuk pengunjung dari luar daerah karena aturannya seperti itu," jelas Noviar kepada Tribun Jogja, Sabtu (26/12).

Bila wisatawan tak mampu menunjukkan dokumen pemeriksaan, mereka bakal diberi dua pilihan, yakni kembali ke daerah asal atau melaksanakan rapid test antigen di RS terdekat.

“Kalau tidak mau tes kita suruh kembali ke daerah asal," jelasnya.

Kendati demikian, Noviar tidak memiliki perangkat untuk memastikan bila wisatawan itu akan melakukan instruksi sesuai dengan arahan petugas.

"Kita hanya mengecek, kalau sudah balik atau tidaknya ke daerah asal kita tidak punya perangkat untuk itu," jelasnya.

Wisatawan yang mengunjungi kawasan Malioboro pada libur Nataru, Sabtu (26/12/2020).
Wisatawan yang mengunjungi kawasan Malioboro pada libur Nataru, Sabtu (26/12/2020). (TRIBUN JOGJA/TAUFIQ SYARIFUDIN)

"Yang penting kita sudah memerintahkan seperti itu. Tapi kan nanti dia akan kerepotan. Karena seluruh aparat di DIY seperti TNI, Polisi, maupun Satpol PP kabupaten kota juga melakukan itu," sambungnya.

Selama tiga hari pengawasan, jajarannya belum menemui adanya pelanggaran. Seluruh wisatawan luar daerah yang terjaring operasi mampu menunjukkan dokumen itu.

"Yang kami temukan belum ada. Yang sampai ke Jogja bawa rapid test semua. Mereka yang masuk ke Yogya sudah rapid test semua," ujarnya.

Namun, Noviar belum bisa merinci jumlah wisatawan yang diminta menunjukkan dokumen rapid test antigen.

"Kemarin banyak yang kita mintai. Laporan yang kami terima terkahir ada 71 pelanggar protokol kesehatan di alun-alun. Tapi kan masih tercampur antara orang dalam dan luar DIY," tuturnya.

Antisipasi

Dinas Kesehatan DIY mengantisipasi lonjakan kasus penularan Covid-19 pascalibur Nataru kali ini. Hal ini berkaca pada tren kasus di DIY yang terus mengalami kenaikan beberapa hari terakhir.

Bahkan kemarin, penambahan kasus baru mencapai 274 dengan 6 kasus meninggal dunia.

SENI MELAWAN COVID-19. Warga melintasi karya seni mural bertajuk melawan covid-19 di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Minggu (13/12/2020). Di Kota Yogyakarta ada sejumlah titik karya seni mural yang mengkampanyekan melawan Covid-19 dengan ajakan melakukan protokol kesehatan.
SENI MELAWAN COVID-19. Warga melintasi karya seni mural bertajuk melawan covid-19 di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Minggu (13/12/2020). Di Kota Yogyakarta ada sejumlah titik karya seni mural yang mengkampanyekan melawan Covid-19 dengan ajakan melakukan protokol kesehatan. (TRIBUN JOGJA)

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, bersama RSUP dr Sardjito mempersiapkan strategi antisipasi kemungkinkan lonjakan kasus tersebut.

Di antaranya, penambahan tempat tidur Covid-19 baik ICU/critical dan isolasi/noncritical, penambahan jumlah ventilator dan HFNC di beberapa rumah sakit (RSUP dr. Sardjito, RSUD Yogyakarta, RSUD Nyi Ageng Serang, RSUD Wonosari, RSUD Panembahan Senopati, RSUD Pratama).

Kemudian, penambahan tenaga dengan rekrutmen relawan perawat kesehatan, menyiapkan ketersediaan obat, alat kesehatan, dan APD dengan memprediksi ketersediaan sampai bulan Maret 2021 terpenuhi.

Sementara itu, RSUP dr. Sardjito melakukan eskalasi ruang Covid-19 dari 56 tempat tidur yang saat ini ada, menjadi 74 tempat tidur.

Delapan tempat tidur didedikasikan untuk penambahan ruang isolasi critical care, dan 10 tempat tidur untuk penambahan di ruang noncritical. Hal ini dilakukan dengan tetap melihat situasi dan kondisi penyebaran covid di DIY.

“Selain upaya-upaya penanganan tersebut, kami juga terus memperkuat upaya tracing dan testing. Upaya testing di DIY telah jauh melampaui standar 1:1000 per minggu sebagai gambaran kinerja testing,” jelas Pembajun melalui keterangan tertulis, semalam. (tsf/tro/hdy)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved