Permenkes RI Terkait Aturan serta Jadwal hingga Tahapan Vaksinasi Covid-19, Dijadwalkan Mulai 2021

Jadwal dan tahapan pemberian vaksin Covid-19 ditetapkan sesuai dengan ketersediaan vaksin Covid-19

Editor: Muhammad Fatoni
IST
Ilustrasi vaksin covid 19 

TRIBUNJOGJA.COM - Aturan tentang pelaksanaan vaksinasi dalam rangkap penanggulangan pandemi Covid-19 sudah terbit. 

Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 84 Tahun 2020 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. 

Salah satu yang diatur yakni tentang jadwal dan tahapan vaksinasi. Mengacu pada Pasal 15, jadwal dan tahapan vaksinasi disesuaikan dengan sejumlah faktor.

"Jadwal dan tahapan pemberian vaksin Covid-19 ditetapkan sesuai dengan ketersediaan vaksin Covid-19, kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 ,dan jenis vaksin Covid-19," demikian bunyi Pasal 15 Ayat (1) Permenkes Nomor 84 Tahun 2020. 

Selain itu, pada Ayat (2) pasal yang sama dikatakan, penetapan jadwal dan tahapan vaksinasi dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) serta pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Baca juga: Vaksin Belum Tentu Bisa Hentikan Pandemi, Pakar Epidemiologi UGM: Banyak yang Harus Dipersiapkan

Baca juga: Berikut Efek Samping Vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna mRNA yang Mungkin Timbul Setelah Penyuntikan

"Jadwal dan tahapan pemberian vaksin Covid-19 sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan oleh menteri," demikian bunyi Pasal 15 Ayat (3).

Jenis vaksin yang nantinya digunakan dalam vaksinasi Covid-19 ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Vaksin yang digunakan ditetapkan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta telah masuk dalam daftar calon vaksin Covid-19 atau daftar vaksin dari World Health Organization (WHO).

Dalam menetapkan jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan, Menteri Kesehatan memperhatikan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional serta pertimbangan dari Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Basional.

"Vaksin Covid-19 yang digunakan untuk pelayanan vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) harus telah mendapat persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency authorization) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," demikian bunyi Pasal 7 Ayat (4).

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Jadwal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sebelumnya disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi mengatakan, vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, terhitung mulai Januari 2021.

Ia memastikan, vaksin yang diberikan pemerintah ke masyarakat tidak berbayar atau gratis.

"Tapi ini memang perlu tahapan-tahapan, nanti Januari berapa juta (vaksin), Februari berapa juta, Maret berapa juta, April berapa juta," kata Jokowi saat acara pemberian bantuan modal kerja di Istana Jakarta, dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/12/2020).

Jokowi mengatakan, proses vaksinasi perlu waktu yang tidak sebentar. Sebab, ada 70 persen atau 182 juta penduduk yang harus divaksin.

Kandidat Vaksin

Hingga saat ini, belum diketahui merek apakah yang pasti akan digunakan untuk memvaksinasi Covid-19 penduduk Indonesia secara gratis.

Hanya beberapa merek yang dipastikan akan masuk ke dalam negeri.

Satu di antaranya adalah Sinovac.

Namun, pemerintah juga membuka peluang untuk menggunakan jenis vaksin yang lain.

Berikut beberapa opsi yang mungkin saja digunakan di Indonesia :  

1. Vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China

ILUSTRASI - Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac
ILUSTRASI - Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac (DW INDONESIA via kompas.com)

Sebanyak 1,2 juta vaksin Corona dari Sinovac, China sudah datang ke tanah Indonesia. Namun, vaksinasi baru bisa dilakukan setelah mendapatkan persetujuan emergency use authorization (EUA) dari Badan POM.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menjelaskan saat ini BPOM masih menunggu data-data dari Sinovac.

"Dan tentu ini kita berharap bahwa emergency use authorization dapat segera diterbitkan oleh Badan POM, dan Badan POM masih menunggu daripada data-data yang disampaikan oleh Sinovac," kata Airlangga dalam webinar yang tayang di saluran YouTube, Senin (14/12/2020).

Melalui uji klinis yang telah dilakukan di sejumlah negara, CoronaVac yang dibuat dari virus Sars-CoV-2 nonaktif ini bekerja dengan cara memicu respons kekebalan tubuh dengan cepat.

Namun demikian, mengutip Kontan, Senin (7/12/2020), antibodi yang dihasilkan oleh vaksin ini di dalam tubuh tidak lebih banyak dari antibodi yang berhasil terbentuk pada orang yang telah pulih dari Covid-19.

Ini berdasarkan publikasi Sinovac pada 18 November 2020 terkait dengan hasil uji klinis mereka.

Meski tidak sebanyak itu, akan tetapi antibodi yang dihasilkan dengan vaksinasi menggunakan vaksin ini disebut sudah cukup, berdasarkan studi praklinis yang dilakukan terhadap kera.

2. Vaksin BBIBP-CorV buatan Sinopharm China

Vaksin Covid-19 Pertama dari Program Vaksinasi Masal
Vaksin Covid-19 Pertama dari Program Vaksinasi Masal (AFP)

Dalam laporan The Guardian pada 20 November 2020, setidaknya sudah ada 1 juta orang lebih yang telah disuntik menggunakan vaksin BBIBP-CorV buatan Sinopharm China.

Beberapa warga China yang mendapatkan vaksin Sinopharm di antaranya karyawan proyek konstruksi, diplomat, dan siswa yang belajar ke luar negeri.

Vaksin dari Sinopharm ini juga sudah diedarkan di Uni Emirate Arab. Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis juga telah menerima suntikan vaksin dari Sinopharm.

"Percayalah dan yakinlah dengan vaksin, Insya Allah kita akan sehat walafiat dan akan kembali back to normal," kata Husin dalam konferensi pers daring, Senin (14/12/2020), melansir Kompas.

Vaksin Sinopharm masuk dalam jajaran lima dari vaksin China yang melakukan uji klinis di luar negeri. Pada September, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di luar China yang menyetujui penggunaan vaksin ini.

3. Vaksin AZD1222 buatan AstraZeneca dari Swedia yang bekerjasama dengan Universitas Oxford, Inggris

Serum Institute of India Akan Naikkan Produksi Vaksin Covid-19 Hingga 200 Juta Dosis
Serum Institute of India Akan Naikkan Produksi Vaksin Covid-19 Hingga 200 Juta Dosis (kontan.co.id)

Vaksin AZD1222 yang dibuat berkat kolaborasi perusahaan Swedia dan Universitas Oxford sudah merilis hasil awal uji coba vaksin Covid-19 fase 3 pada hari Senin (23/11/2020).

Mereka mengumumkan, kandidat vaksin Covid-19 efektif hingga 90 persen. Hal ini menjadikan AstraZeneca-Oxford sebagai yang ketiga mengumumkan data awal dari uji coba fase 3, setelah Moderna dan Pfizer-BioNTech merilis hasil uji coba fase 3 sebelumnya.

Baik Moderna dan Pfizer-BioNTeach, yang vaksinnya menggunakan platform mRNA, menyebut vaksin mereka efektif sekitar 95 persen.

Vaksin AstraZeneca-Oxford menunjukkan kemanjuran yang agak lebih rendah, tetapi lebih murah, lebih mudah untuk didistribusikan dan administrasinya.

Baca juga: Ilmuan Rusia yang Ikut Ciptakan Vaksin Covid-19 Tewas Ditikam, Korban Kemudian Jatuh dari Lantai 14

Baca juga: Kuartal Pertama 2021, Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan ke 190 Negara

"Hari ini menandai tonggak penting dalam perjuangan kami melawan pandemi (Covid-19)," kata CEO AstraZeneca Pascal Soriot dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Forbes, Senin (23/11/2020).

Menurut Soriot, keefektifan dan keamanan kandidat vaksin dalam melawan Covid-19 akan berdampak langsung pada keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Vaksin ini mungkin akan datang ke Indonesia.

"Saya sampaikan bahwa kunjungan kita ke London membuahkan hasil baik. Amankan tambahan vaksin buat Indonesia dari AstraZeneca," ujar Retno Marsudi beberapa waktu lalu, Selasa (24/11/2020).

4. Vaksin BNT162b2 buatan Pfizer, Amerika Serikat dan BioNTech, Jerman

Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA).
Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA). (SHUTTERSTOCK/Nixx Photography)

Vaksin BNT162b2 hasil kerjasama Pfizer-BioNTech ini menjadi salah satu produk yang banyak diburu negara di dunia.

Inggris sudah curi start untuk memvaksinasi warganya sejak beberapa minggu lalu. Sementara, Kanada sudah menyetujui penggunaan vaksin itu untuk disuntikkan ke warga negaranya.

Diketahui, efektivitas vaksin BNT162b2 adalah sebesar 95 persen. Uji klinis fase 3 vaksin ini melibatkan 42 ribu relawan, sekitar separuhnya menerima suntikan vaksin dan sisanya plasebo.

Total, ada 170 relawan yang kemudian terinfeksi Covid-19 tapi hanya 8 yang berasal dari kelompok penerima suntikan berisi vaksin atau sekitar 5 persen.

Angka itu jauh melampaui ekspektasi WHO yang sudah cukup puas dengan efektivitas vaksin lebih dari 50 persen untuk penggunaan darurat di tengah pandemi yang masih berkecamuk.

Bahan aktif vaksin adalah messenger RNA (mRNA) yang membawa instruksi pembuatan protein paku seperti yang ada pada virus corona Covid-19, SARS-CoV-2.

Protein paku oni yang berperan virus itu bisa menginfeksi sel. Bahan aktif mRNA dalam vaksin itu sendiri sintetis, tidak diekstrak dari SARS-CoV-2 hidup.

Bahan itu dikemas dalam sebuah material lemak berukuran nano. Dilarutkan dalam cairan garam, material itu kemudian diinjeksikan ke dalam jaringan otot lengan atas.

Bahan aktif mRNA akan direspons sel-sel imun yang mengikuti instruksi membuat protein paku sehingga seakan-akan tubuh kedatangan (terinfeksi) virus corona Covid-19.

Namun apakah vaksin ini akan masuk ke Indonesia? Bisa iya, bisa tidak.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Budi Hidayat mengatakan, hingga bulan November 2020, belum ada keputusan apakah Indonesia akan memasukkan vaksin Corona Pfizer-BioNTech ke dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

5. Vaksin mRNA-1273 buatan Moderna, Amerika Serikat

Tanda untuk perusahaan farmasi Pfizer di Cambridge, Massachusetts, pada 18 Maret 2017, dan kantor pusat Moderna di Cambridge, Massachusetts pada 18 Mei 2020.
Tanda untuk perusahaan farmasi Pfizer di Cambridge, Massachusetts, pada 18 Maret 2017, dan kantor pusat Moderna di Cambridge, Massachusetts pada 18 Mei 2020. (DOMINICK REUTER, Joseph Prezioso / AFP)

Tanda untuk perusahaan farmasi Pfizer di Cambridge, Massachusetts, pada 18 Maret 2017, dan kantor pusat Moderna di Cambridge, Massachusetts pada 18 Mei 2020. (DOMINICK REUTER, Joseph Prezioso / AFP)
Setelah melalui proses yang panjang, Moderna akhirnya menyelesaikan uji coba fase 3 vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan, bernama mRNA-1273.

Moderna menyatakan bahwa hasil final menunjukkan kemanjuran keseluruhan vaksin mereka adalah 94,1 persen (sebelumnya 94,5 persen) dan 100 persen efektif mencegah kasus penyakit Covid-19 yang parah.

Uji coba fase 3 vaksin Covid-19 Moderna melibatkan 30.000 peserta AS. Setengah dari peserta diberi dua dosis vaksin, pemberian terpisah dengan jeda empat minggu dan setengah lainnya diberi vaksin plasebo yang dijadikan kelompok kontrol.

Selama uji coba, 196 orang mengembangkan Covid-19, yang mana terdiri dari 185 orang yang ada di kelompok plasebo dan 11 orang di kelompok vaksin.

Sebanyak 30 kasus pada kelompok plasebo mengalami gejala Covid-19 parah dan tidak ada kasus yang parah pada kelompok vaksin.

"Analisis primer yang menunjukkan hasil positif ini menegaskan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan tingkat kemanjuran 94,1 persen. Terpenting, vaksin kami mampu mencegah penyakit Covid-19 yang parah," kata Stéphane Bancel, CEO Moderna, seperti dikutip dari IFL Science.

Vaksin ini diperkirakan akan masuk ke Indonesia. Sebab, Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengisyaratkan akan memesan vaksin buatan Moderna.

Rencananya, pemerintah segera menghubungi produsen vaksin asal AS tersebut.

"(Vaksin) Moderna Insyaallah minggu ini kami juga akan hubungi mereka," ujarnya dalam rapat bersama Komisi IX, Kamis (10/12/2020). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Permenkes Terbit, Begini Aturan soal Jadwal dan Tahapan Vaksinasi Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved