ADVERTORIAL
Lebih Dekat dengan Desa Wisata Puton 'Watu Ngelak' Bantul dan Sejarahnya
Watu Ngelak konon merupakan tempat persinggahan Sultan Agung, ketika mengarungi Sungai Opak dari Keraton Pleret menuju ke laut selatan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Desa Wisata Puton terletak di Dusun Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul.
Kurang lebih berjarak 15 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta.
Desa wisata yang sudah dirintis lebih dari 10 tahun silam itu, menawarkan banyak potensi unggulan.
Di antaranya, wisata minat khusus yang ditandai dengan adanya Watu Ngelak.
Ketua Pengelola Desa Wisata Puton, Soraya Isvandiari mengatakan, Watu Ngelak konon merupakan tempat persinggahan Sultan Agung, ketika mengarungi Sungai Opak dari Keraton Pleret menuju ke laut selatan.
"Di batu (ngelak) ini Sultan Agung singgah. Beliau haus dan minum. Makanya, sampai sekarang disebut watu ngelak," terangnya.
Baca juga: Destinasi Wisata di Bantul Dipastikan Tetap Buka saat Libur Nataru
Selain itu, Desa Wisata Puton juga dikenal dengan Kampung Ddurian.
Sebab, kata Soraya, hampir mayoritas penduduknya menanam pohon durian di pekarangan rumah dan bisa dinikmati langsung dari pohonnya.
Lalu, yang menjadi daya tarik lain dari desa wisata ini adalah, adanya 20 kelompok kesenian.
Mulai dari kesenian gejog lesung, karawitan, pedalangan, macapatan, salawat, kethoprak hingga musik keroncong.
Alhasil, Desa Wisata Puton sering menjadi jujugan wisatawan mancanegara.
"Dari Korea, hampir rutin dua kali kunjungan setahun,"tuturnya.
Kemudian, wisatawan lumayan sering juga datang dari Suriname, Belanda, Jepang hingga negara-negara Eropa timur.
Wisatawan dari dalam negeri cukup banyak yang datang dari Indonesia timur.
"Dari Papua sering juga datang. Kami kolaborasi dengan perguruan tinggi," ujar dia.
Baca juga: Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Batasi Kunjungan Wisatawan di Pantai Saat Libur Akhir Tahun