Badan Riset dan Inovasi Nasional Luncurkan Mobile Laboratorium Covid-19 Versi Bus di UGM

Pemerintah Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Bakti Inovasi Teknologi Roadshow Pengoperasian Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2 Versi Bus di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (18/12/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mengembangkan inovasi teknologi untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Salah satunya melalui inovasi laboratorium bergerak atau mobile lab untuk testing spesimen Covid-19

Hari ini (18/12/2020) dilakukan Bakti Inovasi Teknologi Roadshow Pengoperasian Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2 Versi Bus di Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPPT, Dr Ir Hammam Riza mengatakan hingga kini sudah diluncurkan 3 varian BSL 2.

Baca juga: Salvador SMA Bokpri 1 Yogyakarta Sabet Pemenang Kategori Ekskul Pucuk Cool Jam 2020

Baca juga: Kuota Peserta Belum Terpenuhi, Asprov PSSI DIY Tunda Pelaksanaan Kursus Wasit

Yakni, versi container, container trailer, dan yang terbaru versi bus. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan upaya testing spesimen Covid-19 di Indonesia. 

BSL 2 versi bus ini akan melakukan roadshow dari Jakarta menuju DIY, kemudian dilanjutkan menuju Bali dan Jombang.

Perjalanan berakhir pada 30 Desember 2020 saat bus kembali ke Jakarta. 

"Kita sudah meluncurkan 3 varian bus. Pada kesempatan ini di UGM tetap dilengkapi dengan negative pressure, sistem interlock, sistem kontrol ruangan otomatis serta peralatan pemeriksaan spesimen," ujar Hammam di UGM, Jumat (18/12/2020). 

Ia menjelaskan, khusus untuk platform bus ini peralatan-peralatan yang selama ini berada di luar pada varian container, kali ini semua terintegrasi di dalam satu platform.

"Kami yakin di varian bus ini mobilitas dan keamanan akan lebih meningkat dibandingkan versi-versi sebelumnya. Juga varian bus ini ada penambahan fasilitas ekstraksi RNA," imbuhnya. 

"Harapan kami dengan kehadiran kami di UGM menjadi bagian upaya kami melakukan inovasi dan hilirisasi. Juga membuat kita betul-betul mampu dengan kemampuan kita sendiri, berdaya saing, dan menghasilkan upaya massif dalam pencegahan Covid-19," sambungnya. 

Sementara itu, ektor UGM, Prof Panut Mulyono menyampaikan pihaknya sangat mendukung inovasi ini dengan harapan kreativitas dan inovasi kita, yang mana BPPT menjadi motor dan BRIN sebagai pembuat kebijakan, Indonesia dapat maju dengan lebih cepat lagi. 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Bambang PS Brodjonegoro menambahkan, BSL 2 adalah upaya Indonesia untuk terus menanggulangi Covid-19.

Salah satu upaya yang harus dilakukan terus-menerus adalah meningkatkan testing. 

Baca juga: Cegah Kerumunan, Polda DIY Tak Keluarkan Izin Keramaian Saat Libur Akhir Tahun

Baca juga: NAPOLI Tawarkan Arkadiusz Milik di Bursa Transfer Pemain Mendatang

"Dari sisi riset kita harus melakukan testing sebanyak-banyaknya. Tapi kita juga menyadari membangun lab BSL 2 itu memakan waktu dan membutuhkan tenaga yang memenuhi syarat untuk bekerja di laboratorium tersebut. Tentunya tidak mudah menyebarkan laboratorium di Indonesia yang memang luas dan tersebar," ungkapnya. 

Maka dari itu, lanjutnya, mobile lab adalah jawaban untuk negara seperti Indonesia.

Apalagi perkembangan kasus Covid-19 dinamis, suatu daerah dapat berubah-ubah status antara zona hijau, kuning, oranye, dan merah dalam waktu singkat.

"Mobile lab sangat dibutuhkan segera terutama bagi daerah yang sangat kekurangan lab," imbuhnya. 

Bambang melanjutkan, dengan kerja keras BPPT yang tidak berhenti kreatif mencari solusi akhirnya terbentuk versi yang mendekati ideal daripada versi container dan container trailer yang sebelumnya.

Dengan versi bus ia berharap upaya untuk testing akan makin baik dan bisa cepat dipindahkan. 

"Untuk pemerintah provinsi seperti DIY menurut saya sudah layak untuk memiliki satu bus. Untuk backup kondisi yang luar biasa," tambahnya. (uti) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved