Jawa
Warga Pengungsi di Magelang Pulang untuk Urus Rumah dan Ternak
Kepulangan mereka setelah 39 hari di tempat pengungsian untuk mengurus rumah, ternak yang telah lama ditinggalkan.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - 286 pengungsi dari Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, yang mengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, pulang ke rumah, Senin (14/12/2020).
Kepulangan mereka setelah 39 hari di tempat pengungsian untuk mengurus rumah, ternak yang telah lama ditinggalkan.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi, mengatakan, para pengungsi pulang kembali karena ingin mengurus rumah yang ditinggalkan sejak sebulan lebih.
Warga juga mengurus ladang dan hewan ternak di rumah.
Baca juga: BREAKING NEWS : Ratusan Pengungsi Gunung Merapi di Magelang Memutuskan Pulang ke Rumah
“Pengungsi ingin mengurusi, memperbaiki atau membersihkan rumah yang telah kita tinggalkan harus dibersihkan sudah sekian lama ini. Termasuk ladang dan hewan ternak,” kata Wahyudi kepada wartawan saat ditemui di TEA Banyurojo, Senin (14/12/2020).
Meskipun demikian, warga masih merasa khawatir dengan status Gunung Merapi saat ini yang masih Siaga (level III).
“Kalau sebenarnya masalah khawatir, ya khawatir. Kita ikuti menuruti anjuran pemerintah, tetapi kita pulang ini karena tadi dengan alasan tadi," katanya.
Jika terjadi peningkatan aktivitas maupun erupsi, para warga siap kembali mengungsi ke Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo.
“Jika nanti Gunung Merapi erupsi, kita siap kembali ke TEA Banyurojo ini dengan segala aturan dari perintah dan anjuran dari TEA Banyurojo dan pemerintah,” katanya.
Baca juga: Pemkab Magelang Berikan Barcode ke Hewan Ternak Milik Pengungsi Gunung Merapi
Kepala Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Iksan Maksum, mengatakan, kurang lebih ada 286 pengungsi dari Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun yang pulang kembali ke rumah mereka, Senin (14/12/2020) ini.
"Tadi pagi sudah ada beberapa keluarga yang mendahului dan memang mereka pulang karena atas kemauan sendiri. Namun mereka tetap musyawarah dengan para tokoh yang ada di dusun," katanya, Senin (14/12/2020) ditemui di lokasi pengungsian di TEA Banyurojo.
Mereka sudah bertahan kurang lebih 39 hari di TEA Banyurojo ini, dari masa tanggap darurat pertama Merapi oleh Pemkab Magelang pada tanggal 6-30 November 2020, berlanjut masa tanggap darurat kedua pada tanggal 1-14 Desember 2020 ini.
"Pengungsi dari pertama tanggal 6-30 november, itu tanggal darurat yang pertama. Tanggal 30 November itu mereka sudah ingin pulang ketika habis masa tanggap darurat. Namun kemudian bertahan sampai 14 hari Sampai dengan saat ini, mungkin sudah menahan lebih 14 hari ingin pulang," katanya. ( Tribunjogja.com )