Puslatda Panjat Tebing DI Yogyakarta Kantongi Evaluasi Seusai Uji Tanding dengan Jawa Tengah

Tim panjat tebing Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON XX DI Yogyakarta mengantongi sejumlah catatan evaluasi

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Tim Puslatda PON XX DIY dan Pelatda Jawa Tengah menggelar simulasi combined jelang PON XX Papua 2021 di wall climbing Stadion Mandala Krida, 12-13 Desember 2020. 

TRIBUNJOGJA.COM - Tim panjat tebing Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON XX DI Yogyakarta mengantongi sejumlah catatan evaluasi seusai menggelar simulasi combined jelang PON XX Papua 2021 mendatang dengan tim Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Jawa Tengah (Jateng) di wall climbing Stadion Mandala Krida, 12-13 Desember 2020.

Dalam simulasi ini, atlet putri Jateng, Gracia Evania menjadi yang terbaik dari combined putri (speed, bouldering, dan lead).

Gracia juga berhasil meraih emas di nomor lead perorangan putri, boulder perorangan putri.

Gracia memperoleh total poin sebanyak 4. Angka itu terkumpul dari speed yang berada di peringkat 4, lead di peringkat 1, dan speed di peringkat 1.

Ketiga peringkat tersebut dikalikan sehingga Gracia memperoleh poin 4, poin tertinggi di combine putri.

Baca juga: Mengadaptasi Gaya Malioboro, Pemkot Madiun Bangun Pedestrian Pahlawan Street Center

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Menjelang Natal dan Tahun Baru

Peringkat dua combined putri ditempati Amelia Windi (DI Yogyakarta) dengan total poin 40, disusul Ndona Nasugian, langganan tim panjat tebing Indonesia dengan total 48 poin.

Sementara 'spiderwoman' Indonesia, Aries Susanti menempati peringkat keempat, dengan total poin 60.

Sedangkan dari combined putra, atlet DIY Seto berhasil meraih emas dengan total poin 4. Seto meraih emas dari nomor speed dan bouldering, sedangkan di nomor lead ia menempati peringkat keempat.

Medali perak dan perunggu diraih atlet Jateng, Muamar Izzadi dan Solikhin dengan total poin masing-masing ialah 12 dan 28.

"Ini adalah simulasi atau latih tanding dari tim Puslatda PON XX DI Yogyakarta dan Pelatda PON Jateng. Melalui simulasi ini, kami bisa melihat sejauh mana kemampuan para atlet di masa-masa awal latihan," terang pelatih panjat tebing DI Yogyakarta, Sulthoni Sulaiman, Senin (14/12/2020).

"Jadi dengan simulasi ini, kami tim pelatih tahu kekurangan atau kelemahan dari para atlet. Sehingga, dengan catatan evaluasi tersebut kemudian bisa diperbaiki lewat program latihan yang nantinya disiapkan terutama menuju gelaran PON XX Papua 2021 mendatang," imbuhnya.

Dijelaskan Sulthoni, pada simulasi ini, seluruh atlet Puslatda PON XX DIY minus Sukma Lintang yang dipanggil Pelatnas Junior, turun di semua kelas baik lead, speed, dan boulder.

"Sejak mulai latihan kembali di sini (wall climbing Mandala Krida), kami fokusnya ke speed dan fisik. Belum ke lead dan boulder. Sehingga dari simulasi ini memang untuk nomor lead dan boulder masih kurang," jelasnya.

"Beberapa yang harus diperbaiki utamanya yakni endurance atau daya tahan, kemudian kekuatan otot jari juga masih kurang. Fokus latihan kami masih di nomor speed, otomatis belum masuk program latihan penguatan otot jari," lanjutnya.

Lebih lanjut, Sulthoni menjelaskan, sejauh ini tim panjat DIY masih meraba-raba kekuatan serta selektif menentukan atlet yang nantinya akan dikirimkan ke PON Papua.

Sekadar informasi, saat ini ada sebanyak delapan atlet panjat tebing yang tercantum dalam SK Puslatda PON DIY. Kedelapan atlet tersebut ialah Seto, Fari, Andika, Surya Agung Pangestu, Rahmayuna Fadilla, Amelia Windy Ariesta, Dyah Puspitaningtyas, dan Sukma Lintang Cahyani.

Dari kedelapan atlet tersebut, hanya tiga atlet yang lolos menuju PON sesuai hasil saat Pra-PON di Jawa Timur tahun 2019 lalu yakni, Rahma Yuna Fadila, Dyah Puspita Ningtyas dan Sukma Lintang Cahyaning. Ketiganya berhasil meraih medali perak di nomor speed relay putri.

Baca juga: Sekda Bantul : Tiga Hari Layanan IGD RSUD Panembahan Senopati Tutup, 3 Personel Positif Covid-19

Baca juga: Bima Perkasa Academy Gelar Better Shooter Clinic, David Singleton Turun Langsung 

Hanya saja, tak ada jaminan bagu ketiga atlet yang lolos PON sesuai kriteria KONI tersebut untuk berangkat ke Papua. Pasalnya, tim pelatih panjat tebing menerapkan sistem promosi degradasi untuk atlet yang nantinya akan berlaga PON XX Papua.

"Nanti di PON XX Papua itu bebas, dalam artian satu atlet bisa ikut di semua nomor yang dipertandingkan. Kami pun masih meraba-raba kekuatan sebab kuota yang dimiliki ke PON Papua 2021 hanya tiga," jelasnya.

Sementara itu, pelatih panjat tebing Pelatda Jateng, Iwan Heri Setiawan mengatakan, simulasi atau try out tersebut sangat penting bagi atlet-atletnya.

"Sebetulnya inti dari try out ini tim Pelatda Jateng berharap euforia kompetisi tidak hilang dari atlet. Kalau hilang kan sedikit akan berbahaya karena kami tengah mempersiapkan  PON," ujar Iwan.

"Mengapa dipilih Jogja? itu kaitannya dengan budgeting. Kami awalnya mau try out ke Jawa Barat, tapi dengan keterbatasan anggaran akhirnya dipilih provinsi terdekat dari Jawa Tengah. Nah kemudian dari hasil try out ini, tentunya ada evaluasi yang akan kami gunakan untuk melakukan perombakan di tim inti dan cadangan," tandasnya. (Han)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved