Pendidikan
Terhalang Pandemi, Pengarahan Kantin Sekolah Aman Dilakukan Secara Daring
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta setiap tahun mengadakan sosialisasi kantin sekolah aman.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta setiap tahun mengadakan sosialisasi kantin sekolah aman.
Biasanya, sosialisasi dilakukan dengan cara petugas BBPOM mendatangi langsung lingkungan sekolah dan memberikan bimbingan teknis kepada para guru, komite, dan penanggungjawab kantin terkait kantin aman.
Namun, di tengah pandemi yang mana sekolah di DIY masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan kantin sekolah tutup, maka pengarahan dilakukan secara daring.
Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta, Dra Dewi Prawitasari, Apt MKes menjelaskan pendekatan selama pandemi dilakukan dengan melakukan edukasi kepada guru tentang keamanan pangan, bagaimana menciptakan praktik keamanan pangan di sekolah.
Baca juga: Jelang Dimulainya Sekolah Tatap Muka, Pemkot Yogyakarta Kebut Persiapan Fasilitas di Sekolah
"Kantinnya belum ada tapi teorinya ada, kami informasikan pangan yang aman, bermutu, dan cara melihat label. Jadi diajari cara cek kemasan, label, izin edar, dan kadaluwarsa (KLIK). Tak hanya verbal tetapi juga video contohnya, ada senam cek KLIK juga. Serta senam lima kunci keamanan pangan," ujar Dewi.
Ia melanjutkan, dari guru-guru itu nantinya akan menyosialisasikan kembali ke murid-murid.
Hal ini menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah.
Selain itu, praktik keamanan pangan juga bisa diterapkan guru di dapur rumahnya.
"Itu bisa dipraktikkan di rumah nanti dilanjutkan di sekolah," imbuhnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : Disdikpora Gunungkidul Hentikan Pertemuan Tatap Muka di Seluruh Sekolah
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi BBPOM Yogyakarta, Dra Diah Tjahjonowati MSi Apt menyebutkan, ada 16 sekolah dari jenjang SD, SMP, dan SMK yang diintervensi tahun ini.
"Ada beberapa dasar pemilihan sekolah, di antaranya sudah mempunyai kantin apa belum, merupakan perwakilan masing-masing kabupaten/kota, kami bertanya dulu ke dinas kesehatan terkait apakah sekolah ini bisa berkolaborasi dengan kami atau tidak," bebernya.
Ia menambahkan, setiap tahun sekolah yang diintervensi berbeda agar cakupan kantin sekolah aman semakin banyak.
Selain itu, tidak hanya dilakukan kepada sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta dan madrasah. ( Tribunjogja.com )